Mohon tunggu...
Irene Maria Nisiho
Irene Maria Nisiho Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Nenek 6 cucu, hobby berkebun, membaca, menulis dan bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mama

9 Mei 2014   20:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:41 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat kiriman berupa sebuah kata dalam bahasa Mandarin di WhatsApp saya. Kata yang berasal dari seorang saudara itu merupakan karakter kata Ma dari mama, panggilan buat ibu dalam bahasa Mandarin.

[caption id="attachment_335456" align="aligncenter" width="150" caption="Karakter yang menggambarkan kata mama dalam bahasa Mandarin"][/caption]

139961217661557042
139961217661557042


Kalau di lihat sepintas, ya...rumit, seperti rumitnya tulisan Mandarin pada umumnya. Namun ketika saya amati, saya menyadari betapa pandainya yang menciptakan karakter kata tersebut. Dia sudah menggambarkan bagaimana beratnya tugas seorang ibu, dari sejak beribu tahun yang lalu.

Ya, karena kata Ma ini ditulis dari gabungan dua karakter. Karakter perempuan Ni dan karakter kuda Ma (Kuda diucapkan juga Ma, karena dalam bahasa Mandarin sering di jumpai kata dengan pengucapan yang mirip hanya berbeda pada tekanan pengucapannya).

Menurut penafsiran saya, kata itu melambangkan bahwa seorang ibu adalah perempuan yang bekerja keras seperti kuda. Sangat unik, ya.

Tulisan Ma itu membuat saya merenung akan artinya yang sangat dalam.

Maka menjelang Mother's Day 11 Mei, tidak ada salahnya kita bersama-sama merenungkan kebaikan/pengorbanan Sang Mama, untuk kehidupan kita.

[caption id="attachment_335442" align="aligncenter" width="300" caption="Foto jadul mama dan bayinya"]

1399611590644429426
1399611590644429426
[/caption]

Mari kita bersama-sama merenungkan bagaimana sikap kita terhadap perempuan yang kita panggil Mama selama ini.

Sebenarnya kita semua pasti tahu bagaimana seharusnya kita bersikap, masalahnya kadang kita hanya lupa karena sibuk dengan diri sendiri atau karena sudah menjadi rutinitas mama mengurus semua, sehingga kita merasa semua yang kita dapatkan dari mama, seratus persen adalah hak kita.

Padahal yang diberikannya mungkin saja, sudah melebihi dari apa yang sebenarnya menjadi kewajibannya.

Pernahkah kita memikirkan keletihan, kesusahan dan pengorbanan mama dalam usahanya memenuhi kebutuhan, yang kita klaim sebagai hak kita?

Kebayang tidak, jam kerja mama yang tanpa batas, terlebih bila di antara kita ada yang sakit?

Ketika kita sudah dewasa dan sudah berkeluargapun mama masih selalu siap untuk membantu.

Itulah Mama, seperti seekor kuda yang baru berhenti bila tenaganya sudah habis.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun