Pada Juli 2023 lalu, saya berkesempatan untuk melakukan solo trip pertama ke luar negeri. Negara yang saya pilih kala itu ialah Singapura.Â
Berbekal kenekatan dan juga rekan saya yang menunggu di sana, saya memberanikan diri untuk traveling sendiri ke negeri Singa.
Sejujurnya, ada banyak alasan mengapa saya memilih Singapura sebagai solo trip luar negeri pertama. Selain karena rasa penasaran, Singapura adalah negara yang aman dengan moda transportasi yang lengkap dan terintegrasi. Dari situlah, petualangan saya pun dimulai.
Saya berangkat dari Yogyakarta International Airport, Kulonprogo, DIY pada 15 Juli 2023. Sesampainya di Singapura, waktu telah menunjukkan pukul 1 siang.Â
Rasa lapar membuat saya ingin cepat-cepat menuntaskan proses imigrasi. Untungnya, saya pernah landing di Changi Airport pada tahun 2019 lalu saat perjalanan dinas saya ke Johor Bahru, Malaysia. Saya tak terlalu buta meskipun sedikit lupa saat bertandang lagi ke sini.Â
Setelah bertemu dengan teman saya yang berdomisili di sana, saya pun diajak makan di foodcourt airport. Di sana, saya memilih Hainanese Chicken Rice, makanan khas Singapura yang akan sering saya santap selama beberapa hari ke depan.Â
Sepiring hangat nasi Hainan di foodcourt Changi itu terasa begitu lezat, apalagi disantap ketika perut keroncongan. Saya masih ingat rasa roasted chicken atau ayam panggang yang gurih, berpadu dengan nasi hangat yang langsung habis dalam hitungan menit.Â
Harga nasi Hainan di foodcourt tentunya tak semurah di Hawker Center. Seingat saya kala itu, harganya lebih dari 10 dolar Singapura atau sekitar Rp 120 ribuan per piring.Â
Selama saya berada di Singapura, sudah tiga kali saya bolak balik menyantap nasi Hainan. Nasi Hainan kedua saya santap di Albert Centre Market & Food Centre, Bugis, dekat hotel tempat saya menginap.Â