Mohon tunggu...
Irene Cynthia Hadi
Irene Cynthia Hadi Mohon Tunggu... Editor - Editor

Just an ordinary girl from Surakarta, who writes perfect moments at the perfect time...

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tidak Ada yang Sempurna di Dunia Ini: Sebuah Perjalanan Menerima Kekurangan Diri

21 September 2023   16:33 Diperbarui: 21 September 2023   16:37 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jarum jam berdetak di malam hari.

Saat di mana mata saya seharusnya terlelap, saya masih membuka mata, memandang ke kejauhan.

Raga masih di atas kasur, namun pikiran melayang ke deretan kesalahan di masa lalu.

"O ya, seharusnya aku nggak melakukan itu ya dulu," kataku di dalam hati.

Penyesalan, seringkali datang di dalam kehidupan kita.

Entah karena kegagalan ataupun karena beberapa target yang tak kunjung terealisasikan.

Kita kecewa karena tak bisa meraih deretan mimpi yang menurut kita, seharusnya itu bisa diraih.

Tak jarang, kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Sumber: Unsplash/ Bruno van der Kraan
Sumber: Unsplash/ Bruno van der Kraan

Namun, seperti dalam judul refleksi kehidupan yang saya tulis hari ini, sejatinya tak ada yang sempurna di dunia ini.

Kalimat ini seringkali saya dengar sejak saya kecil, namun baru di usia menjelang 30 tahun ini, saya bisa memaknainya dengan lebih lapang dada.

Jika ada yang bertanya mengapa, maka jawaban saya adalah sederhana.

Ada rentetan peristiwa dalam hidup yang membuat saya berpikir bahwa saya lelah menghakimi diri saya sendiri.

Saya kemudian belajar untuk menerima segala kekurangan dan kelebihan yang saya miliki.

Jujur, menerima kelebihan baik diri sendiri maupun orang lain adalah perkara yang mudah.

Namun berbeda dengan yang namanya menerima kekurangan.

Kekurangan bisa menjadi momok, membuat kita tak percaya diri dan bahkan marah karena merasa itu seharusnya tak pernah ada.

Namun, kita semua sebagai manusia adalah suatu kesatuan, dari kelebihan maupun kekurangan yang kita miliki.

Bagaimana cara saya menerima kekurangan dalam diri?

Pertama, cobalah untuk mendaftar kelebihan dan kekurangan yang kita miliki.

Buatlah tabel, tulislah secara jujur.

Mengakui kelebihan memang mudah, tapi butuh kejujuran untuk mengakui kelemahan.

Langkah kedua, cobalah untuk melihat kembali daftar itu.

Apakah menurutmu, kelemahanmu itu manusiawi?

Cobalah untuk mengingat bahwa orang lain, siapapun yang kita kenal, sehebat apapun dia, juga pasti memiliki kekurangan.

Pelan-pelan, kamu akan mulai melihat bahwa segala kelemahanmu itu sangatlah manusiawi.

Ketiga, cobalah untuk melakukan introspeksi diri.

Jangan berhenti dengan menyadari bahwa saya kurang dalam hal-hal ini.

Sebagai manusia yang terus bertumbuh, kita punya kendali atas hidup kita untuk memperbaiki diri dalam segi apapun.

Memperbaiki tentunya tidaklah mudah, butuh proses yang panjang dan tentunya berlangsung seumur hidup.

Tidak ada target, tidak ada benar dan salah, tidak ada sukses maupun tidak di dalam proses ini.

Lama kelamaan, jika kita mau berkomitmen untuk mengubah diri menjadi lebih baik, maka pasti akan ada perubahan signifikan.

Kelemahan itu bisa sedikit kita ubah atau kita kurangi menjadi sesuatu yang lebih positif.

Semoga refleksi ini bermanfaat bagi teman-teman semua yang sudah membaca tulisan saya kali ini. (cyn)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun