Mohon tunggu...
Irene Cynthia Hadi
Irene Cynthia Hadi Mohon Tunggu... Editor - Editor

Just an ordinary girl from Surakarta, who writes perfect moments at the perfect time...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tragedi Victoria Hall, Ketika Nyawa 183 Anak Terenggut akibat Berdesak-desakan

1 November 2022   18:49 Diperbarui: 1 November 2022   19:00 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tragedi Victoria Hall (Sumber: Sunderland Yolasite)

Dunia masih berkabung atas meninggalnya 154 orang dalam Tragedi Halloween Itaewon.

Tragedi mencekam itu diketahui terjadi pada Sabtu (29/10/2022) malam ketika 100 ribu orang berdesak-desakan di gang sempit  Itaewon, Korea Selatan.

Banyak kisah pilu yang terekam di balik peristiwa tersebut.

Malam Halloween yang seharusnya menjadi malam untuk bersenang-senang akhirnya berakhir pilu dan penuh duka.

Sebelum tragedi ini terjadi, Inggris pernah mengalami kejadian pilu yang sama yakni Tragedi Victoria Hall (Victoria Hall Disaster/ Victoria Hall Stampede).

Tragedi Victoria Hall terjadi pada Sabtu, 16 Juni 1883 di Sunderland, Inggris.

Melansir dari Ancient Origins, tragedi ini terjadi usai acara hiburan anak-anak yang diisi oleh pasangan The Fays dari Akuarium Tynemouth.

Dalam acara tersebut, anak-anak yang datang dijanjikan untuk mendapatkan hadiah seperti buku dan mainan di akhir acara.

Pada pukul 3 sore, Victoria Hall dipenuhi sekitar 2.000 anak yang ingin menonton acara The Fays.

Di akhir acara, presenter mengumumkan bahwa anak-anak dengan tiket bernomor khusus akan mendapatkan hadiah sebelum meninggalkan aula.

Pada waktu yang sama pula, hadiah-hadiah dibagikan kepada anak-anak yang ada di lantai bawah.

Merasa khawatir tak mendapatkan hadiah, anak-anak yang ada di lantai atas dan menyaksikan pembagian hadiah itu akhirnya turun secara bebarengan.

Padahal pada saat itu, diperkirakan ada sekitar 1.100 anak yang duduk di bagian atas.

Deretan anak-anak yang ingin mendapatkan hadiah itu pun turun melewati sebuah tangga yang dibuka manajemen untuk mengatur anak-anak dan tiket mereka.

Sementara itu, pintu yang menuju ke bawah ditutup oleh manajemen sehingga tak bisa dilewati pengunjung.

Beberapa anak awalnya sukses melewati tangga tersebut namun kemudian salah satu di antaranya tersandung.

Jarak di antara anak-anak yang berkerumun pun tertutup dan mereka jatuh saling bertumpukan.

Sementara itu, anak-anak yang ada di atas terus memaksa maju karena tidak tahu apa yang sedang terjadi di depannya.

Akibatnya, anak-anak di bagian depan tertindih dan kehabisan napas hingga terjebak.

Salah seorang penjaga kemudian membuka pintu keluar di bagian lain gedung dan bisa menyelamatkan sekitar 600 anak.

Anak-anak yang terjebak kemudian diselamatkan oleh orang dewasa dalam waktu 30 menit.

Sayangnya, 183 anak tak terselamatkan.

Di antaranya ada 114 anak laki-laki dan 69 anak perempuan dari usia 3 hingga 14 tahun.

Ilustrasi Tragedi Victoria Hall (Sumber: Sunderland Yolasite)
Ilustrasi Tragedi Victoria Hall (Sumber: Sunderland Yolasite)

Mereka meninggal karena asfiksia yakni kondisi ketika tubuh kekurangan oksigen.

Setelah kejadian itu, donasi dari warga dan Ratu Victoria mengalir deras untuk keluarga korban.

Untuk mengenang 183 anak-anak yang tiada dalam Tragedi Victoria Hall, sebuah monumen berbentuk wanita yang menggendong tubuh seorang anak dibangun di Taman Mowbray.

Patung memorial Tragedi Victoria Hall (Sumber: Sunderland Yolasite)
Patung memorial Tragedi Victoria Hall (Sumber: Sunderland Yolasite)

Kejadian nahas itu juga berbuntut keluarnya peraturan dan hukum baru dari parlemen Inggris.

Sejak saat itu, setiap tempat umum diwajibkan memiliki pintu keluar yang memadai dan semuanya wajib dibuka agar orang-orang dapat keluar dengan selamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun