Mohon tunggu...
Irene Cynthia Hadi
Irene Cynthia Hadi Mohon Tunggu... Editor - Editor

Just an ordinary girl from Surakarta, who writes perfect moments at the perfect time...

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review "The Long Ballad", Kisah Pembalasan Dendam Putri Dinasti Tang yang Dibalut Cinta Terlarang

14 Juli 2021   20:10 Diperbarui: 15 Juli 2021   21:24 18102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ashile Sun (Sumber: Viu.com)

Iseng-iseng berhadiah. Itulah yang saya pikirkan saat menonton serial dari daratan Tiongkok ini. Ya, The Long Ballad merupakan serial baru yang dirilis pada tanggal 31 Maret 2021 lalu dengan panjang 49 episode. 

Sekitar 2 bulan yang lalu, saya cukup tertarik menyaksikan serial ini karena dua pemeran utamanya yakni Wu Lei atau Leo Wu dan Dilraba Dilmurat.

Nama keduanya sangat tak asing bagi saya. Saya pernah menonton sepak terjang Wu Lei saat ia masih kecil di Romance of Condor Heroes, remake Pendekar Rajawali pada tahun 2014 silam. 

Wu Lei memang dikenal sebagai nation's little brother, layaknya Yeo Jin Goo di Korea Selatan. Ia sudah wara wiri di dunia hiburan sejak kecil hingga kini tumbuh dewasa.

Sementara itu, nama Dilraba tentunya juga tak asing bagi penyuka drama. Kecantikannya yang natural dan unik membuat banyak orang jatuh hati kepada aktris Tiongkok yang satu ini.

Kombinasi nama besar keduanya auto membuat saya penasaran. Pasalnya, Wu Lei dan Dilraba memiliki jarak usia yang cukup jauh yakni 7 tahun. Lantas, saya penasaran apakah chemistry bagus bisa terbentuk di antara keduanya? Mari kita bahas satu per satu.

Sinopsis (Spoiler Alert!)

Kisah The Long Ballad berawal dari seorang putri Dinasti Tang bernama Chang Ge yang dikhianati pamannya sendiri. Sang paman, Li Shi Min membunuh ayah sang putri demi menduduki tahta. 

Bingung dan takut, sang putri berusaha kabur dari Chang'an, kota tempat ia lahir dan tumbuh demi suatu saat kembali lagi untuk membalas dendam. Dalam proses itu, ia bertemu Ashile Sun, seorang pria muda yang sedang menyamar menjadi pedagang.

Ashile Sun atau Asun, ternyata bukanlah pria biasa. Ia merupakan seorang Teqin atau Ketua Divisi Elang dari  Eastern Turkic Khaganate, yang saat itu tengah berusaha menembus pertahanan dan menduduki Dinasti Tang.

Kisah keduanya saling bertaut satu sama lain, hingga akhirnya berakhir di Shuozhou. Di kota inilah, Putri Chang Ge yang menyamar jadi pria dan menjadi jenderal perang, menyerahkan kota Shuozhou kepada Ashile Sun, yang tak lain adalah temannya sendiri.

Asun yang telah jatuh hati meskipun tahu bahwa cintanya terlarang dan bisa menimbulkan konflik, akhirnya membawa sang putri ke Divisi Elang di padang rumput. Keduanya bekerja sama demi membawa perdamaian di antara Dinasti Tang dan suku Ashile.

Pada akhirnya, keduanya harus menghadapi musuh baru, yakni kekuatan Dinasti Sui yang sembunyi bak musuh dalam selimut di antara Dinasti Tang dan suku Ashile.

Review

Chang Ge dan Asun (Sumber: WeTV via https://www.cdramalove.com/)
Chang Ge dan Asun (Sumber: WeTV via https://www.cdramalove.com/)
Saat awal menonton serial ini, saya mengira akan cepat bosan lantaran jumlah episode yang banyak dan kisah klise yang sering saya jumpai. Namun selama 49 episode berjalan, saya justru dibikin penasaran dengan konflik apa yang akan hadir di episode selanjutnya.

Tak hanya itu saja. Sisi sinematografi yang apik serta CGI yang tidak terlalu berlebihan juga ikut menambah efek artistik dalam drama ini. Set istana juga dibangun megah dan indah. Begitu pula dengan busana yang dikenakan para pemain, menambah kecantikan dan kegagahan para pemain.

Salah satunya adalah jubah putih penuh bulu yang dikenakan Ashile Sun beserta topeng kepalanya, sungguh indah dan gagah saat diambil dalam salah satu scene yang disertai turunnya salju. 

Ashile Sun (Sumber: Viu.com)
Ashile Sun (Sumber: Viu.com)
Aspek lain yang perlu diapresiasi dalam drama ini ialah jalan cerita yang tidak mudah tertebak serta karakterisasi masing-masing tokoh utama.

Setiap karakter mengalami pertumbuhan karakter yang bagus. Putri Chang Ge yang tadinya sempat ketakutan, sembrono serta bebal, akhirnya bisa mengerem dirinya dan menjadi sosok putri pemberani. Sementara Ashile Sun yang tadinya hobi perang demi kepuasan pribadi, akhirnya mengerem diri untuk tidak berperang demi tercapainya kedamaian bersama.

Tokoh lain yang sangat bertumbuh adalah Putri Le Yan, sahabat Chang Ge yang dulunya adalah putri manja dan tidak bisa melakukan apa-apa. Setelah diculik dan mengalami suka duka di luar istana, Le Yan bertumbuh jadi seorang putri yang pintar, menghargai kehidupan serta bijaksana.

Chemistry yang dibangun antara Wu Lei dan Dilraba pun terasa begitu indah. Meskipun jarak usia mereka jauh dan Dilraba jauh lebih tua, namun lewat adegan pelukan dan mencium kening saja, itu sudah bisa membuat penonton baper.

Ya, uniknya, di drama ini hanya ada sedikit adegan ciuman dan pemeran utamanya justru tidak dapat adegan ini sama sekali. Namun chemistry keduanya tetap begitu terasa dan indah dalam setiap momen-momen romantis.

Satu lagi yang menjadi kekuatan sekaligus kekurangan dalam drama ini adalah adanya adegan manhua yang menggantikan beberapa adegan khusus. Oleh karena drama ini berasal dari manhua berjudul Song of The March karya Xia Da, maka gambar-gambar manhua diselipkan di dalamnya.

Sekali dua kali, adegan animasi ini cukup unik karena jarang diimplementasikan. Namun lama-kelamaan, saya harus skip karena ada beberapa adegan yang penting dimasukkan justru digantikan dengan anime sehingga kurang greget.

Pelajaran Hidup dari The Long Ballad

Seperti kebanyakan drama dan film, The Long Ballad juga memberikan banyak pembelajaran. Pertama adalah tentang bertahan hidup. Dalam salah satu scene saat Putri Chang Ge 'dipaksa' menjadi budak suku Ashile oleh Ashile Sun, sang putri merasa sangat terpukul dan bahkan menolak makan hingga ingin bunuh diri.

Kejadian ini tentunya membuat Ashile Sun ngamuk besar dan menasihati sang putri dengan keras. Ia meminta sang putri berjuang untuk bertahan hidup, meskipun berat dan ia tidak menyukainya, demi membalas dendam dan menyelesaikan tujuannya.

"Mati itu mudah. Namun hidup jauh lebih susah dan penuh perjuangan." - Ashile Sun -

Ashile Sun dan Chang Ge (Sumber: WeTV via https://otakukart.com/)
Ashile Sun dan Chang Ge (Sumber: WeTV via https://otakukart.com/)
Kata-kata Ashile Sun menohok keras hingga Putri Chang Ge kembali pada tujuan hidupnya yang semula dan kembali berjuang. Ya, seperti halnya Chang Ge, kita terkadang ingin menyerah akan beban hidup yang terlampau berat, bak buntu tak ada jalan keluar.

Namun, jika ingin mati dan menyerah, maka itu bak jalan pintas yang tak ada artinya pula. Mati itu mudah, menyerah itu mudah. Padahal, hidup ini tentunya adalah sebuah perjalanan yang penuh perjuangan. Jika kita tidak berjuang, kita takkan mungkin merasakan manis pahitnya kehidupan itu sendiri.

Pembelajaran kedua yang saya dapat dari drama ini ialah tentang pengampunan. Chang Ge yang menyimpan dendam kepada Li Shi Min, pada akhirnya melepaskan dendam itu dan mengampuni sang paman yang disayanginya.

Mengampuni tentunya adalah suatu proses yang tidak mudah bagi semua orang. Namun, dendam yang berkecamuk di dalam hati dan pikiran kita sehari-hari, justru membuat kita tidak tentram dalam menjalani kehidupan.

Oleh karena itulah, seperti Chang Ge, kita diajak untuk mengampuni orang-orang yang telah bersalah kepada kita. Bahkan mungkin, mengajak mereka menapaki jalan yang lebih baik.

Pembelajaran terakhir yang saya temukan adalah tentang perdamaian dan isu gender. Ya, dalam drama ini, sosok perempuan digambarkan begitu kuat dalam diri Chang Ge. 

Ia menerobos stigma bahwa wanita harus tinggal di rumah sementara pria bisa berperang dan mengambil keputusan. Ia juga bukanlah sosok tokoh damsel in distress yang kerap kali dikritik dalam drama-drama Asia.

Li Chang Ge (Sumber: WeTV via https://daydaynews.cc/)
Li Chang Ge (Sumber: WeTV via https://daydaynews.cc/)
Chang Ge sanggup menjadi sosok jenderal perang hingga ahli strategis perang yang cerdik, bahkan mata-mata demi membela Dinasti Tang. Bahkan dalam beberapa episode, ia juga menyelamatkan Li Shi Min dan Ashile Sun yang notabene seorang pria sekaligus jenderal perang.

Li Chang Ge (Sumber: WeTV via https://otakukart.com/)
Li Chang Ge (Sumber: WeTV via https://otakukart.com/)
Uniknya juga, dalam drama ini, para tokoh utamanya menginginkan perdamaian sehingga bersedia saling membantu agar tidak terjadi pertumpahan darah lagi, bukan memuaskan ego masing-masing.

Overall, drama The Long Ballad adalah salah satu drama terbaik yang perlu ditonton. Kisahnya hingga sinematografi dan juga penokohannya membuka pengetahuan baru dan menjadi hiburan yang tak membosankan.

Sementara di satu sisi, ada banyak pembelajaran hidup yang bisa kita petik untuk masa depan kelak. Terima kasih dan semoga tulisan saya bermanfaat! (cyn)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun