Asun yang telah jatuh hati meskipun tahu bahwa cintanya terlarang dan bisa menimbulkan konflik, akhirnya membawa sang putri ke Divisi Elang di padang rumput. Keduanya bekerja sama demi membawa perdamaian di antara Dinasti Tang dan suku Ashile.
Pada akhirnya, keduanya harus menghadapi musuh baru, yakni kekuatan Dinasti Sui yang sembunyi bak musuh dalam selimut di antara Dinasti Tang dan suku Ashile.
Review
Tak hanya itu saja. Sisi sinematografi yang apik serta CGI yang tidak terlalu berlebihan juga ikut menambah efek artistik dalam drama ini. Set istana juga dibangun megah dan indah. Begitu pula dengan busana yang dikenakan para pemain, menambah kecantikan dan kegagahan para pemain.
Salah satunya adalah jubah putih penuh bulu yang dikenakan Ashile Sun beserta topeng kepalanya, sungguh indah dan gagah saat diambil dalam salah satu scene yang disertai turunnya salju.Â
Setiap karakter mengalami pertumbuhan karakter yang bagus. Putri Chang Ge yang tadinya sempat ketakutan, sembrono serta bebal, akhirnya bisa mengerem dirinya dan menjadi sosok putri pemberani. Sementara Ashile Sun yang tadinya hobi perang demi kepuasan pribadi, akhirnya mengerem diri untuk tidak berperang demi tercapainya kedamaian bersama.
Tokoh lain yang sangat bertumbuh adalah Putri Le Yan, sahabat Chang Ge yang dulunya adalah putri manja dan tidak bisa melakukan apa-apa. Setelah diculik dan mengalami suka duka di luar istana, Le Yan bertumbuh jadi seorang putri yang pintar, menghargai kehidupan serta bijaksana.
Chemistry yang dibangun antara Wu Lei dan Dilraba pun terasa begitu indah. Meskipun jarak usia mereka jauh dan Dilraba jauh lebih tua, namun lewat adegan pelukan dan mencium kening saja, itu sudah bisa membuat penonton baper.
Ya, uniknya, di drama ini hanya ada sedikit adegan ciuman dan pemeran utamanya justru tidak dapat adegan ini sama sekali. Namun chemistry keduanya tetap begitu terasa dan indah dalam setiap momen-momen romantis.