Mohon tunggu...
Irene Cynthia Hadi
Irene Cynthia Hadi Mohon Tunggu... Editor - Editor

Just an ordinary girl from Surakarta, who writes perfect moments at the perfect time...

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Ave Maryam", Kisah Pergolakan Batin Antara Kesetiaan dan Cinta Sesaat

15 April 2019   18:08 Diperbarui: 15 April 2019   21:32 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maryam berkenalan dengan Yosef (Sumber: Akurat.co)

Meskipun dihiasi visual dan musik yang indah, film Ave Maryam pun memiliki kekurangan berupa inkonsistensi. Latar belakang dari era tahun 1998, tak didukung dengan munculnya beberapa mobil mewah, foto sekilas Paus Fransiskus I serta kereta modern yang ada di Stasiun Tawang.

Jika kehidupan kita dikendalikan oleh nafsu, maka Itu akan menjadi sebuah dusta terbesar (Sumber: Alinea.id)
Jika kehidupan kita dikendalikan oleh nafsu, maka Itu akan menjadi sebuah dusta terbesar (Sumber: Alinea.id)
Terlepas dari kekurangan tersebut, sebagai seorang Katolik, saya melihat bahwa kisah ini dikemas dengan begitu apik. Melalui film ini, tampak nyata bahwa ada banyak tantangan bagi kaum selibat, baik untuk Romo maupun suster. Lewat film ini pula, kita diajak untuk lebih memahami kehidupan dan pelayanan mereka di gereja dan biara dengan kerendahan hati, kesabaran dan tulus ikhlas. 

Kita diminta untuk ikut memahami dan menyadari bahwa para kaum selibat dalam agama Katolik yang melayani kita setiap hari juga merasakan pergolakan batin dan permasalahan dalam kehidupan mereka. Termasuk di sini ialah, rasa cinta serta kesetiaan panggilan dalam pekerjaan, kehidupan berkeluarga maupun pelayanan.

Ave Maryam memberikan napas baru dalam dunia perfilman Indonesia. Tak hanya sekadar bercerita lewat suara dan visual, ia juga menyuguhkan kehidupan yang sarat nilai, pertobatan dan cinta. 

Namun pada akhirnya, apakah kita akan belajar untuk berani menghadapi pergolakan batin, atau justru mengikuti keinginan sesaat dan melepaskan kesetiaan panggilan hidup, itu semua kembali kepada pilihan kita masing-masing. (Cyn)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun