Mohon tunggu...
Irene Yunita Prihandini
Irene Yunita Prihandini Mohon Tunggu... -

a doctor who cure is a doctor who care

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Begitu Ironis...

22 September 2010   16:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:03 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu Ironis..yah, saya membuat suatu judul itu karena betapa mirisnya ketika saya melihat ini semua di depan mata saya. Begitu berartinya status ekonomi masyarakat di Indonesia ini dalam segala hal, yang menjadi sorotan dari tulisan saya ini adalah begitu berartinya status ekonomi di bidang kesehatan. Tentu banyak dari kita telah banyak tahu tentang berita-berita, banyak masyarakat yang mempunyai status ekonomi "rendah" kurang mendapat perlakuan yang memuaskan di rumah sakit. Banyak dari mereka yang membutuhkan segera tindakan medis namun apa yang terjadi ? tidak sedikit dari para medis yang menyepelekan, harus mengurus surat ini itu, kwitansi ini itu, harus menyelesaikan pembayaran ini itu baru akan mendapat tindakan medis. Sungguh sangat disayangkan jika harus kehilangan nyawa, karena persoalan yang dirasa itu seharusnya tidak perlu terjadi.

Suatu kejadian yang sungguh sangat disayangkan ketika nyawa seorang anak kecil tidak terselamatkan karena lamanya tindakan medis yang diberikan. Seorang anak kecil yang baru senang-senangnya menikmati dunia harus kehilangan nyawa, karena manajemen medis yang kurang koordinasi. Cerita ini datang dari sebuah keluarga katolik di gereja saya, keluarga ini mempunyai 2 orang putri, putri yang pertama berumur seumuran saya 19 tahun dan putri yang kedua berumur 5 tahun (alm). Keluarga ini mempunyai usaha berjualan di sebuah warung makan di tempat industri yang cukup besar di kota saya. Suatu siang, ketika Ibunya selesai memasak dan meletakkan penggorengan yang masih berisi minyak panas dan saat bersamaan putri keduanya pun sedang berlarian dan masuk ke penggorengan itu, seluruh tubuhnya merah, kaku, keluarganya pun membawa ke rumah sakit. Setelah sampai rumah sakit, apa yang dilakukan para medis ? tidak ada ! Ternyata keluarga pasien tersebut harus menyelesaikan administrasi dulu sebelum diadakan tindakan medis, tanpa peduli pasien itu sedang sekarat dan tak lama kemudian anak itu kehilangan nyawanya. Mungkin ini memang sudah direncakan oleh Yang Maha Kuasa, namun manajemen seperti itu jika selamanya tetap ada dan belum ada tindak lanjut, berapa banyak nyawa lagi yang harus hilang karenanya ?

Saya sebagai mahasiswa, yang benar-benar diberi kuliah ini dan itu tentang etika, manajemen kedokteran akan benar-benar merubah image buruk yang selama ini ternyata benar adanya di masyarakat. Menghapus perlakuan yang berbeda pada masyarakat yang memiliki status ekonomi kurang.

Seperti pesan Orang Tua saya "Jangan kamu memandang keatas, tapi lihatlah kebawah ! banyak orang yang sangat membutuhkanmu"

Mari wujudkan kesejahteraan masyarakat dalam dunia kesehatan, supaya menjadi lebih lebih lebih dan lebih baik lagi.

Hidup Dokter Indonesia !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun