Para pencandu narkotika yang sedang berada di usia remaja ini wajarnya sedang di masa mencari jati diri, di usia remaja ini mereka merasa sudah mencapai usia legal yang bisa mencoba semua hal, dan ketika orang tua melarang, mereka akan mulai menentang dan berkonflik. Mereka memiliki kehendak- kehendaknya sendiri dan merasa pantas mengatur dirinya sendiri. Apalagi di usia ketika mencari jati diri , mereka akan mengalami disekuilibrium dalam kehidupan sehari- harinya.
Mereka akan mulai beradaptasi untuk memasuki dunia orang dewasa yang lebih banyak tantangan dan juga penderitaan. Para remaja ini akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi keinginan dan hasrat mereka. Ketika mereka berhasil mereka akan merasakan dunia sudah ditaklukkan ,namun perjalanan tidak sampai di situ saja, akan ada suatu waktu saat mereka sampai ke titik dimana merasa bahwa tidak bisa berbuat apa- apa lagi karena penderitaan yang diterima. Disini lah mereka akan gampang dipengaruhi demi mencari jalan keluar melalui narkotika, dari masalah yang sudah mereka anggap sudah tidak ada jalan keluar atau stuck. Maka dari itu dalam pertumbuhan seseorang dari masa remaja menuju masa dewasa ini sangatlah penting, keluarga sebagai lingkungan terkecil sebaiknya bisa memberikan pengertian yang matang tentang sosialisasi narkotika dan yang terpenting keluarga berperan dalam pemenuhan kebutuhan emosi dari seseorang remaja.
Inilah yang dimaksut oleh Schopenhauer, semua yang dikejar oleh manusia adalah kepuasan semata, karena narkotika bukanlah solusi atau jalan keluar dari masalah namun akan semakin memperparah. Maka menurut teori kehendak buta Schopenhauer, jika narkoba menjadi solusi untuk masalah maka ketika seseorang berhasil ataupun tidak berhasil, mereka akan tetap mengkonsumsi narkotika.
KesimpulanÂ
Dari fenomena diatas dapat disimpulkan bahwa narkoba tidak akan pernah menjadi solusi dari masalah ataupun kejenuhan dalam menjalani kehidupan. Sewajarnya manusia yang hidup di bumi  akan selalu memiliki keinginan, namun yang bisa mengendalikan keinginan itu hanyalah pribadi orang tersebut, yakni dengan tahu batasan- batasannya dan menolak kehendak buta itu. Kita masing- masing harus sadar bahwa keinginan itu hanyalah keinginan semata di dunia yang sementara ini, maka yang perlu kita lakukan adalah berusaha semaksimal mungkin namun juga harus siap menerima resiko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H