Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional selain berperan sebagai sarana komunikasi, juga menjadi wadah untuk menanamkan nilai-nilai karakter. Dalam konteks pendidikan dasar, pembelajaran Bahasa
Indonesia memiliki peran strategis dalam membangun karakter siswa. Pendidikan karakter di Sekolah Dasar (SD) dimaksudkan untuk menciptakan generasi muda yang berkarakter dengan prinsip moral dan etika yang kokoh. Guru SD memegang peran kunci dalam mengintegrasikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
pendidikan karakter. Hal ini menjadi penting, terutama dalam menghadapi tantangan era globalisasi dan digital yang sering kali membawa pengaruh negatif pada perilaku siswa (Kezia, P. N. 2021).
Pendidikan karakter di SD menjadi fokus utama untuk membangun generasi yang tidak hanya unggul dalam kecerdasan intelektual, tetapi juga berkarakter. Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diintegrasikan dengan pendidikan karakter melalui berbagai metode, seperti penggunaan
dongeng, diskusi nilainilai moral dalam teks, serta simulasi peran. Guru memiliki tanggung jawab besar sebagai fasilitator dan role model bagi siswa untuk menerapkan sifat-sifat positif seperti kejujuran, akuntabilitas, usaha keras, dan toleransi (Raminem, dalam kezia P.N, 2021).Â
Menurut (Siti Syarifah dalam jurnal GUAU : jurnal pendidikan profesi guru agama), penerapan pendidikan karakter pada SD bisa dilakukan melalui pendekatan belajar yang kreatif, misalnya melalui pembelajaran berbasis cerita dan studi kasus yang melibatkan siswa untuk berpikir kritis dan bertindak secara etis. Selain itu, Khanifatul Safitri menegaskan bahwa Pembentukan karakter bertujuan untuk mencetak generasi masa depan bangsa yang berkualitas dan memiliki integritas moral dalam menghadapi tantangan globalisasi. guru SD memiliki peran multifungsi dalam proses pembelajaran BahasaIndonesia. pertama, guru bertindak sebagai pendidik karakter melalui pengajaran Bahasa Indonesia. Misalnya, ketika membaca cerita rakyat, guru dapat mengarahkan siswa untuk menelaah makna moral yang terkandung dalam cerita tersebut. Selanjutnya, guru memiliki peran sebagai fasilitator dalam mengarahkan diskusi dan refleksi terkait nilai-nilai karakter yang aplikatif dalam kehidupan siswa (Syrifah, S 2023).
Pendidikan karakter merupakan elemen penting dalam membentuk generasi yang cerdas secara
intelektual dan bermoral. Sebagai bagian dari upaya ini, Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SD menjadi wadah strategis untuk menyisipkan nilai-nilai karakter dalam kegiatan pendidikan. Sebagaimana disampaikan dalam penelitian oleh Raminem (kezia P.N, 2021), penggunaan dongeng sebagai media pembelajaran memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan minat belajar dan membantu siswa memahami pentingnya budi pekerti yang baik.
Dampak Positif Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia
Penguatan Nilai-Nilai Karakter: Bahasa Indonesia memungkinkan siswa untuk memupuk pemahaman dan penerapan nilai-nilai seperti kejujuran, rasa tanggung jawab, dan toleransi melalui cerita-cerita bermuatan karakter.
Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis: Dengan mendiskusikan pesan moral dari cerita atau materi, siswa diajak untuk menganalisis dan mengevaluasi tindakan tokoh dalam cerita.
Meningkatkan Minat dan Partisipasi Belajar: Media dongeng menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, membantu siswa terlibat aktif.
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD sering kali mengalami kendala antara lain :
Keterbatasan Pelatihan Guru: Guru sering kali kurang mendapatkan pelatihan untuk mengintegrasikan metode pengajaran berbasis karakter.
Minimnya Sumber Belajar: Kurangnya materi pembelajaran yang mengandung nilai-nilai karakter menjadi kendala dalam mendukung proses pendidikan.
Fokus pada Hasil Akademik: Sebagian besar penilaian berpusat pada aspek kognitif, sehingga aspek karakter kurang mendapat perhatian.
Berikut strategi penguatan pendidikan karakter antara lain :
Pelatihan Berkelanjutan untuk Guru: Memberikan pelatihan intensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyampaikan nilai-nilai karakter melalui materi
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pengembangan Sumber Belajar: Mengembangkan kurikulum berbasis karakter, termasuk
penggunaan bahan ajar seperti dongeng dan cerita rakyat yang mengandung nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Kolaborasi Orang Tua dan Masyarakat: Pendidikan karakter akan lebih optimal jika didukung oleh peran keluarga dan masyarakat. dukungan ini dapat diwujudkan melalui hal ini dapat
dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan semua pihak untuk menanamkan nilai-nilai karakter.
Penggunaan Metode Pembelajaran Kreatif: Metode seperti bermain peran, diskusi, dan analisis cerita dapat membantu siswa memahami nilai-nilai moral secara mendalam dan menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H