Fokus pada ujian dan nilai membuat siswa lebih memilih belajar untuk materi pelajaran dibandingkan membaca untuk menambah wawasan secara umum. Â
5. Minimnya peran orang tua.
  Banyak orang tua kurang mendukung pengembangan literasi anak karena kurangnya kesadaran akan pentingnya membaca. Â
6. Budaya membaca yang belum mengakar.
  Tradisi membaca belum menjadi kebiasaan utama di lingkungan keluarga dan masyarakat. Sebagian besar keluarga lebih mengutamakan hiburan lain daripada membangun budaya literasi. Â
7. Pengaruh teknologi dan media sosial.
  Kehadiran gadget dan media sosial sering kali membuat pelajar lebih tertarik pada konten visual atau hiburan instan dibandingkan membaca buku atau literatur mendalam. Â
Upaya Mengatasi Turunnya Minat Literasi
  Upaya mengatasi masalah ini memerlukan sinergi dari berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung minat literasi.
1. Meningkatkan akses terhadap bahan bacaan berkualitas
  Memperluas ketersediaan perpustakaan umum, perpustakaan keliling, serta menyediakan buku-buku dengan harga terjangkau di berbagai daerah, termasuk daerah terpencil. Â