Mohon tunggu...
Irda Handayani
Irda Handayani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Blogger | Writer | Graphic Designer | Founder of Rumah Blog Indonesia | www.rumahblogindonesia.web.id I www.irda.web.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tragedi Akhir Tahun di Waterboom

2 Januari 2012   12:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:26 1611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Sabtu tanggal 31 Desember 2011 kemarin, kami sekeluarga berlibur di sebuah tempat rekreasi Waterboom, sekaligus ingin menghabiskan akhir tahun 2011. Entah kenapa tempat ini tidak begitu ramai seperti hari libur biasanya dimana pengunjung akan membludak. Namun, bukan masalah pengunjung yang akan saya bahas dalam tulisan ini.

Fasilitas yang memberikan rasa aman dan nyaman mulai kurang diperhatikan oleh pihak managemen beberapa tahun belakangan ini. Untuk tempat rekreasi yang terkenal seperti ini, sudah selayaknya fasilitas dilengkapi dan diperbaiki agar para pengunjung tidak merasa kecewa dengan harga tiket yang dibayar mereka.

Beberapa tahun lalu, ketika kami mengunjungi tempat ini, perasaan tidak nyaman kami rasakan di dalam ruang kamar mandi, dimana seharusnya tempat ini berfungsi dengan baik. Banyak shower atau kran air yang tidak berfungsi atau rusak ditambah dengan tidak adanya pintu yang menutup beberapa kamar mandi. Plus kurang terjaganya kebersihan kamar mandi semakin menambah ketidaknyamanan para pengunjung yang ingin bersih-bersih. Sekarang, ternyata kamar mandi itu masih seperti yang kami lihat beberapa tahun lalu, tidak terurus. Merupakan kekecewaan kembali bagi kami pribadi.

Setelah berganti baju, saya dan adik langsung bermain air dan mencoba beberapa permainan perosotan dengan ketinggian yang berbeda-beda. Awal bermain perosotan dengan ketinggian sekitar 7 meter yang menggunakan ban sebagai perlengkapannya. Permainan ini sukses kami lakukan dan kami senang. Kembali kami menuju ke permainan perosotan berikutnya yang memiliki ketinggian sekitar 10 meter. Perosotan ini kembar, sehingga saya dan adik bisa meluncur secara bersamaan.

Setelah meluncur ternyata adik saya mengeluhkan kesakitan karena merasa tidak nyaman dengan jalur perosotan itu. Sesuai dengan pengalaman saya, ternyata itu adalah perosotan yang dulu pernah saya naiki dan menyebabkan luka pada tumit saya. Dan, ternyata luka itu terjadi juga kepada adik saya. Sepertinya belum diperbaiki atau apakah memang belum ada pengunjung yang memberikan keluhannya kepada managemen terkait hal ini.

Karena kami merasa kurang nyaman dengan perosotan ini, akhirnya kami kembali kepada perosotan pertama tadi, perosotan yang menggunakan ban. Adik saya sukses menyelesaikan tantangan perosotan ini dan ketika giliran saya, astagfirullah… ban yang saya naiki terbalik dan membuat saya terpental ke dalam arena perosotan. Saya shock, terdiam dan segera melihat ke arah penjaga perosotan ini, ternyata penjaga itu bahkan tidak melihat peristiwa kegagalan peluncuran saya. Ya sudah, dengan menahan rasa sakit, saya beringsut turun dengan cara ngelesot.

Kejadian ini membuat saya kaget dan trauma seketika. Apa yang salah dengan peluncuran saya ini? Semakin saya bertanya semakin terasa sakit memar yang ada pada pinggang, paha dan lutut saya. Akhirnya saya putuskan untuk menyudahi bermain air dan segera membersihkan diri.

Saya penasaran dengan kegagalan peluncuran itu dan membuat saya terjungkir balik, maka saya memperhatikan perosotan itu. Dan, ternyata saya bukanlah korban satu-satunya! Dalam waktu sekitar setengah jam, saya perhatikan terdapat korban yang memiliki kasus yang sama dengan saya, yaitu 3 orang dari 6 orang yang meluncur. Mereka semua terjembab dan terhempas dari ban-nya. namun saya tidak tahu, apakah mereka juga merasa kaget atau shock seperti saya. Satu hal yang saya tahu, tidak ada yang melaporkan kejadian kecelakaan itu kepada petugas kolam atau management yang terkait.

Pada akhirnya, menjelang tahun baru ini saya mengalami kejadian tragedi di waterboom yang benar-benar pengalaman tidak terlupakan. Oleh-oleh dari liburan akhir tahun berupa memar di beberapa anggota tubuh dan rasa shock yang masih ada sampai sekarang, mungkin saya mengalami trauma akibat insiden ini.

Apapun itu hikmah yang telah saya dapatkan, dimana keselamatan adalah hal yang utama dalam melakukan suatu hal, termasuk dalam hal bersenang-senang. Perhatikan dengan seksama dan secara detail peralatan keselamatan yang Anda gunakan ketika melakukan kegiatan yang berhubungan dengan resiko kematian.

Semoga Anda dapat mengambil hikmah dari pengalaman saya ini.

020112

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun