Mohon tunggu...
Ira AyuAnanda
Ira AyuAnanda Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswa Kesehatan

tempat portofolio mahasiswa gabut

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ketika Orang yang Paling Disayang Menjadi Sumber Luka

27 Agustus 2024   09:19 Diperbarui: 27 Agustus 2024   09:42 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Mengalami perubahan perasaan dari cinta yang mendalam menjadi kebencian adalah salah satu pengalaman emosional yang paling menyakitkan. Ketika seseorang yang dulu menjadi pusat dari seluruh harapan dan impian kita kini menjadi sumber luka, perasaan itu dapat membingungkan dan menyayat hati. 

Perasaan sedih karena benci pada seseorang yang dulu sangat kita sayangi menciptakan konflik batin yang mendalam, terutama ketika orang tersebut pernah menjadi tujuan akhir dari perjalanan hidup kita.

Cinta adalah perasaan yang kuat dan kompleks. Ketika kita mencintai seseorang, kita cenderung menempatkan mereka diatas segalanya, menjadikan mereka pusat dari dunia kita. Orang yang kita cintai tidak hanya menjadi pasangan, tetapi juga teman, pelindung, dan seseorang yang kita anggap sebagai tujuan akhir dalam hidup. 

Setiap keputusan yang diambil, setiap langkah yang diayunkan, semuanya terasa lebih bermakna karena kita yakin bahwa kita berjalan menuju kebahagiaan bersama orang tersebut.

Namun, hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana. Seiring waktu, perubahan kecil dalam perilaku, perasaan, atau keadaan dapat mengubah dinamika hubungan. Ketika hubungan mulai retak, cinta yang dulu begitu kuat perlahan berubah menjadi rasa sakit, kekecewaan, dan akhirnya kebencian. 

Kebencian ini sering kali muncul dari perasaan terluka yang mendalam, perasaan dikhianati, atau kecewa karena harapan dan mimpi yang dulu kita bangun bersama akhirnya runtuh.

Benci terhadap seseorang yang dulu kita cintai bukanlah sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Perasaan ini biasanya berkembang seiring waktu, ketika luka-luka kecil terus menumpuk tanpa pernah benar-benar disembuhkan. 

Pada awalnya, mungkin ada usaha untuk mempertahankan cinta, dan untuk memperbaiki apa yang rusak. Namun, ketika usaha tersebut tidak membuahkan hasil, cinta yang dulu ada mulai tergerus oleh perasaan sakit dan kemarahan yang tak terhindarkan.

Konflik batin yang muncul akibat perasaan benci terhadap seseorang yang dulu kita sayangi sangatlah berat. Kita sering kali terjebak antara kenangan indah masa lalu dan kenyataan pahit yang kita hadapi saat ini. 

Perasaan sedih karena benci ini membuat kita bertanya-tanya, bagaimana bisa seseorang yang dulu kita cintai dengan sepenuh hati sekarang menjadi seseorang yang kita hindari atau bahkan benci?

Proses menerima perubahan perasaan ini adalah bagian penting dari penyembuhan. Penting untuk mengakui bahwa perasaan benci ini adalah refleksi dari rasa sakit yang mendalam dan kecewa, bukan hanya perasaan yang muncul tanpa alasan. Kita perlu memberikan ruang bagi diri sendiri untuk merasakan dan memproses emosi ini, tanpa merasa bersalah atau menghakimi diri sendiri.

Selain itu, penting untuk memahami bahwa cinta dan benci sebenarnya dua sisi dari koin yang sama. Keduanya adalah emosi yang intens dan menunjukkan betapa kita pernah peduli. Menghadapi perasaan benci ini dengan jujur bisa menjadi langkah awal untuk melepaskan luka lama dan memulai proses penyembuhan. 

Ini mungkin termasuk menerima bahwa orang tersebut tidak lagi menjadi tujuan akhir kita, tetapi bagian dari perjalanan hidup yang telah kita lewati.

Dalam perjalanan ini, kita bisa menemukan kembali diri kita sendiri, mengingat apa yang benar-benar penting, dan membangun kembali harapan baru yang tidak lagi bergantung pada orang lain, tetapi pada kebahagiaan dan kesejahteraan kita sendiri. 

Meskipun proses ini menyakitkan, pada akhirnya, ia membantu kita tumbuh lebih kuat dan lebih bijaksana dalam cinta dan kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun