Mohon tunggu...
Ira AyuAnanda
Ira AyuAnanda Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswa Kesehatan

tempat portofolio mahasiswa gabut

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Memasukkan Pendidikan Kesehatan dalam Kurikulum Sekolah untuk Mengurangi Gap Knowledge antara Orang Awam dan Tenaga Kesehatan

18 Juni 2024   18:09 Diperbarui: 18 Juni 2024   18:19 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di era modern ini, pendidikan kesehatan masih kurang mendapat perhatian dalam kurikulum sekolah di banyak negara, termasuk Indonesia. Materi penting seperti sex education, basic life support, wound care, pencegahan penyakit menular, penggunaan BPJS, dan pelayanan kesehatan seringkali diabaikan. Padahal, pengetahuan tentang hal-hal ini sangat penting untuk mengurangi gap knowledge antara orang awam dan tenaga kesehatan.

Mengapa materi-materi tersebut penting?

1. Sex Education

Memberikan pemahaman yang benar tentang kesehatan reproduksi, mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, dan mengedukasi tentang penyakit menular seksual.

2. Basic Life Support

Mengajarkan teknik pertolongan pertama pada keadaan darurat seperti serangan jantung, tersedak, atau kecelakaan untuk menyelamatkan nyawa.

3. Wound Care

Memahami cara merawat luka dengan benar untuk mencegah infeksi dan komplikasi lebih lanjut.

4. Pencegahan Penyakit Menular

Memahami cara penularan penyakit dan langkah-langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan.

5. Penggunaan BPJS

Memahami hak dan prosedur dalam menggunakan fasilitas kesehatan melalui program jaminan kesehatan nasional.

6. Pelayanan Kesehatan

Memahami berbagai jenis pelayanan kesehatan yang tersedia, kapan harus mencari pertolongan medis, dan bagaimana mengakses layanan tersebut.

Dengan memiliki pengetahuan dasar tentang hal-hal di atas, orang awam akan lebih siap dalam menghadapi situasi terkait kesehatan dan lebih mampu mengambil keputusan yang tepat untuk diri sendiri dan keluarga. Selain itu, mereka juga akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang peran dan tanggung jawab tenaga kesehatan sehingga dapat menciptakan hubungan yang lebih baik antara pasien dan profesional medis.

Kurangnya pendidikan kesehatan dalam kurikulum sekolah dapat menyebabkan ketidaktahuan dan kesalahpahaman di kalangan masyarakat awam. Hal ini dapat membahayakan kesehatan mereka sendiri dan orang lain di sekitarnya. Selain itu, gap knowledge yang besar antara orang awam dan tenaga kesehatan juga dapat menghambat komunikasi dan kerjasama yang efektif dalam penanganan masalah kesehatan.

Dengan memasukkan materi-materi penting terkait kesehatan dalam kurikulum sekolah, kita dapat membangun masyarakat yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap kesehatan diri dan lingkungannya. Hal ini akan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan dan mengurangi beban pada sistem pelayanan kesehatan.

Sudah saatnya pemerintah dan pemangku kebijakan mempertimbangkan untuk merevisi kurikulum sekolah dan memasukkan pendidikan kesehatan yang komprehensif. Investasi dalam pendidikan kesehatan sejak dini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi individu, masyarakat, dan sistem kesehatan secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun