Mohon tunggu...
Ira Wulandari
Ira Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Seseorang yang senang berbagi pemikiran lewat tulisan. Selamat membaca.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Merefleksikan Diri dengan Menulis Jurnal

3 Oktober 2024   22:37 Diperbarui: 8 Oktober 2024   11:34 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diary dan Journal

Kita tentu tidak asing dengan diary, sebuah catatan harian yang biasanya kita isi dengan pengalaman dan perasaan kita. Saat saya kecil saya cukup sering menulis apa yang saya alami di buku diary saya itu. Namun, seiring berjalannya waktu kebiasaan itu menghilang dari dalam diri saya. Mungkin hal ini juga dialami oleh teman-teman yang membaca artikel ini.

Tanpa kita sadar, menulis keseharian itu memiliki dampak yang besar untuk kesehatan mental kita. Terdapat media yang mirip dengan diary untuk lebih dapat merefleksikan diri kita dan mengelola emosi kita, yaitu journal. 

Memang terdengar mirip, tetapi sebenarnya tidak. Diary, seperti yang kita tahu, berisi tentang kejadian sehari-sehari yang biasanya ditulis secara kronologis dan tidak terlalu banyak refleksi. 

Sementara itu, journal justru berfokus untuk merenungkan diri dan menggali perasaan dan pemikiran kita. 

Lebih Jauh Tentang Journal

Journal merupakan catatan tentang pemikiran, perasaan, dan pengalaman pribadi yang sengaja ditulis sebagai bentuk refleksi diri dan pengendalian emosi untuk mencapai kesejahteraan pikiran.

Journal tidak harus ditulis setiap hari karena tujuannya bukan untuk mencatat kejadian sehari-hari, tetapi pemikiran dan perasaan kita. Biasanya seseorang menulis journal ketika ia merasa perlu untuk meluapkan pikirannya, merefleksikan diri, dan mencari jalan keluar dari suatu permasalan. 

Topik yang ditulis dalam jounal pun lebih mendalam dibanding diary. Hal-hal seperti tujuan, pencapaian, filosofi hidup, rasa syukur, menjadi topik yang sering ditulis di dalam journal.

Selain itu, journal juga bisa menjadi catatan perkembangan suatu hal yang sedang kita lakukan, seperti rencana harian, diet, olahraga, travel, dan lain sebagainya. Semua itu dibuat sebagai catatan yang nantinya dapat digunakan untuk mengevaluasi dan merefleksikan apa yang telah kita lakukan.

Ada berbagai macam journal yang biasanya dipakai oleh kebanyakan orang, yaitu gratitute journal, bullet journal, dream journal, dan lainnya.

Gratitute journal mungkin menjadi jenis journal yang termasuk diminati oleh banyak orang karena journal tersebut mengutamakan diri untuk bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini.

Perasaan syukur itu diidam-idamkan oleh sebagian orang karena akan membawa pada ketenangan jiwa. Oleh sebab itulah, sebagian orang menulis gratitute journal agar mereka dapat lebih bersyukur dan hidup lebih tenang.

Satu lagi yang juga banyak diminati yaitu bullet journal. Bullet journal merupakan catatan harian yang terorganisasi dengan memasukan elemen to-do list, kalendar, catatan, dan refleksi untuk memanajemen tugas dan waktu sehari-hari.

Apa pun jenis journal yang dipakai, tujuan utamanya yaitu untuk merefleksikan diri sehingga kualitas diri menjadi lebih baik. 

Manfaat melakukan journaling yaitu mengurangi stres dan kecemasan, meningkatkan kesadaran diri, membantu dalam pengelolaan emosi, dan meningkatkan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis. 

Sayangnya, masih banyak orang yang merasa malas untuk melakukan journaling atau tidak merasa bahwa journaling akan berdampak pada kualitas hidup mereka. 

Padahal, jika dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh, menulis journal akan seberpengaruh itu pada kehidupan kita.

Memulai Journal

Memulai sesuatu adalah perkara yang tidak mudah, sekecil atau seremeh apa pun itu, termasuk menulis journal. Namun, hal itu mesti dilakukan juga jika kita bersungguh-sungguh ingin berubah. 

Saya akan memberikan tips bagaimana memuali menulis journal dengan cara yang paling sederhana (saya rangkum juga berdasarkan pengalaman saya sendiri menulis journal selama 4 tahun terakhir).

1. Tentukan tujuan

Tahap pertaman ini sangat penting karena akan berpengaruh pada proses penulisan journalmu. Jika kamu tidak tahu untuk apa kamu menulis journal, ke depannya kamu tidak akan konsisten menulis journal. 

Jadi, tentukan mengapa kamu ingin menulis journal. Apakah untuk lebih bisa mengendalikan emosi kamu, merefleksikan diri, memanajemen waktu dan tugas harianmu, atau menemukan jalan keluar dari permasalahanmu.

Menentukan tujuan juga membantu untuk memilih jenis journal yang nantinya akan kamu pakai sehingga tidak salah pilih atau tidak menggunakan semua jenis journal karena itu tidak akan efektif nantinya.

2. Pilih Format

Apakah kamu orang yang senang menulis di buku? Atau mungkin justru kebalikannya dan kamu senang untuk menunggunakna perangkat digital karena lebih mudah?

Nah, itu juga harus kamu pilih. Tetapi untuk yang satu ini tidak harus pusing memikirkannya, kamu bisa saja berubah-ubah media di pertengahan. Tidak menjadi masalah.

Untuk menulis journal fisik kamu bisa gunakan buku apa saja atau journal yang telah ada formatnya. 

Untuk menulis journal di digital, kini ada banyak aplikasi journaling gratis yang bisa kamu unduh di ponsel pintarmu, atau kamu juga bisa membuat sendiri format journalmu di Gdoc, Google Keep, atau lainnya. Banyak sekali pilihannya saat ini.

3. Mulai dengan Sederhana

Menulis journal terkadang bisa menjadi melelahkan dan menjemukan karena apa yang ingin kita ungkapkan terlalu berat untuk dituliskan. Jadi, awalilah dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang apa yang kamu rasakan dan apa yang kamu alami. 

Selain itu, tidak perlu menulis journal setiap hari. Lakukankan di saat waktu luang untuk memberikan kebebasan pikiranmu dalam menuangkannya dalam journal. 

4. Abaikan Kesetetikaan

Di media sosial banyak sekali akun-akun yang menyebarkan kegiatan journaling mereka dengan penataan journal yang begitu indah dan rapi. 

Tidak sedikit juga orang-orang yang tertarik untuk menulis journal hanya untuk mendekorasi journal dan mendaparkan journal yang estetik. Namun, itu, kan, bukan tujuan dari menulis journal.

Jika itu tujuannya, ke depannya kita tidak akan benar-benar mencapai tujuan kesejahteraan pikiran dan perasaan kita karena foksu kita hanya pada esetika journal.

Tidak masalah jika di dalam journal kita hanya ada tinta berwarna hitam tanpa stiker-stiker lucu, yang penting kita tetap bisa mendapatkan apa yang ingin kita dapat lewat menulis journal tersebut.

5. Konsisten

Konsisten bukan berarti melakukan journaling setiap hari dan setiap waktu, tetapi lakukanlah journaling saat kamu perlu untuk melakukannya. 

Jangan biarkan pikiranmu tidak teratur di dalam otakmu. Tuliskan semua itu dalam journal sehingga kamu nantinya akna menemukan hal yang kamu cari. 

Meskipun begitu, sebagian orang menyarankan untuk membuat jadwal tersendiri dalam menulis journal, misalnya dilakukan di pagi atau malam hari. 

Bagi saya itu kurang efektif karena tidak semua orang mempunyai jadwal yang sama setiap harinya sehingga tidak mungkin menulis journal di waktu yang sama. 

Tapi, tidak ada salahnya untuk mencoba hal itu. Tidak ada peraturan pasti tentang menulis journal ini. Pada akhirnya semua bergantung pada preferensi masing-masing. 

Hanya itu yang dapat saya sampaikan kali ini. Metode journaling ini cukup berpengaruh pada pengendalian emosi dan kualitas mental saya sehingga saya ingin menyebarkannya pada orang-orang tentang metode ini. 

Tidak ada salahnya pembaca juga mencoba menulis journal. Jika tidak berfokus untuk memperbaiki diri, anggaplah journal sebagai catatan kehidupan kita yang nantinya mungkin akan berguna di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun