Mohon tunggu...
Ira Wulandari
Ira Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Seseorang yang senang berbagi pemikiran lewat tulisan. Selamat membaca.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Stoisisme, Hidup Tanpa Beban Pikiran

17 September 2024   10:24 Diperbarui: 19 September 2024   08:46 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Nandhu Kumar: https://www.pexels.com

Stoisisme

Beberapa waktu terakhir saya menemukan sebuah kalimat di internet. Seperti ini kira-kira.

Di dunia ini ada hal-hal yang di dalam kendali kita dan ada hal-hal yang di luar kendali kita.

Setelah membaca kalimat tersebut, pikiran saya sedikit terbuka. "Benar juga, ya, kita (manusia) tidak bisa mengendalikan semua yang ada di dunia ini." Bisa dibilang kata-kata itu cukup mengubah pandangan saya terhadap bagaimana saya menjalani hidup. 

Kemudian, sekitar dua minggu lalu saya mengikuti Bandung Book Party di Taman Film dan ada beberapa peserta yang membawa buku Filosofi Teras. Saya memang sudah sering lihat dan mendengar buuk tersebut, tetapi tidak pernah tertarik untuk membacanya. Di Taman Film saat itu, seseorang menjelaskanlah isi buku tersebut, dan ada kalimat yang saya termui di internet beberapa waktu sebelumnya.

Baru saya tahu bahwa kalimat itu merupakan salah satu nilai dari Filosofi Teras atau Stoa atau Stoisisme. Stoisisme merupakan pandangan atau cara hidup untuk mencapai kesejahteraan atau kebahagiaan sejati dengan terbebas dari pikiran negatif dengan cara memfokuskan diri pada hal-hal yang bisa kita kendalikan. Filosofi stoa ini telah ada sekitar 2000 tahun yang lalu di Yunani-Romawi kuno.

Tidak lama, saya membeli buku tersebut dan membacanya. Buku tersebut dikemas dengan sederhana dan relevan dengan kehidupan saat ini yang dihubungkan dengan nilai-nilai stoisisme itu sendiri.

Ada cukup banyak konsep atau nilai yang dijelaskan dalam buku tersebut, tetapi yang paling utama adalah "dikotomi dan trikotomi kendali". Itu merupakan pemisahan kendali dari apa yang bisa kita kendalikan dan tidak bisa kita kendalikan.

Hal-hal yang di dalam kendali kita misalnya adalah pikiran, tujuan, keinginan, perpektif, pandangan, emosi, respons, tindakan kita sendiri. Sementara itu, hal-hal di luar kendali kita misalnya, pikiran dan tindakan orang lain, peristiwa yang terjadi dengan kita, harta benda, kesehatan, kecantikan, popularitas, dan lain sebagainya.

Dalam Stoisisme dijelaskan bahwa kita perlu tahu dan sadar apa-apa saja yang dalam kendali kita dan yang tidak dalam kendali kita karena itu akan berpengaruh pada ketentraman, kesejahteraan, atau kebahagiaan sejati.

Kebanyakan orang menggantungkan kebahagiaan pada hal-hal yang di luar kendalinya sehingga tentu saja tidak akan ada habisnya dan tidak akan pernah mencapai puncak kebahagiaan. Seharusnya, manusia fokus pada tujuan internal atau pada hal-hal yang bisa ia kendalikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun