Beberapa buku saya baca lagi, terutama yang fiksi. Bedanya dari buku-buku yang saya pinjam dari teman saya adalah buku-buku yang saya baca itu punya pesan yang kuat dan memang "menyuarakan sesuatu".
Dari isinya pun menggambarkan sosial-budaya yang relevan dengan realitas sehingga saya mendapatkan gambaran kehidupan manusia di berbagai kalangan.
Buku-buku itu berpengaruh pada keputusan yang saya buat saat masuk kuliah, yaitu memilih jurusan Sastra Indonesia. Alasannya adalah karena saya inign mengetahui lebih mengenai sastra, terutama sastra Indonesia.
Jurusan itu erat hubungannya dengan analisis-analisis cerita dan menghubungkannya dengan berbagai hal yang dimuat dalam teori-teori. Itu  yang memang saya cari dan ingin saya pelajari.
Menurut saya jurusan Sastra Indonesia sama halnya seperti jurusan Filsafat yang dampaknya lebih banyak dan lansung pada individu yang memperlajarinya dibanding pada masyarakat pada umumnya.
Artinya tidak seperti rumpun eksakta yang outcome dari pelajarannya bisa berdampak langsung untuk  dunia; bisa dilihat dan dirasakan secara jelas.
Dosen saya mungkin tidak akan setuju dengan pendapat saya itu. Mereka mungkin akan mengatakan bahwa jurusan ini bermanfaat dan berdampak banyak bagi masyarakat.
Kita sebagai orang yang secara formal memperlajarinya hanya punya kewajiban untuk mengedukasi bahwa literatur itu perlu, baru masyarakat akan berdampak.
Sementara itu, penelitian-penelitian sastra yang ada tidak berdampak langsung pada masyarakat pada umumnya, hanya pada yang memerlukan saja yang menjadikan penelitian itu sebagai bahan referensi agar menciptakan suatu masyarakat dan kehidupan dunia yang lebih baik. Jadi jurusan saya ini dan penelitian yang dilakukannya berperan sebagai jembatan.
Balik lagi ke cerita saya. Awalnya saya berpikir semua orang yang memilih jurusan ini memiliki tujuan yang sama dengan saya, tetapi ternyata tidak.
Hampir setengah lebih teman seangkatan saya berkata bahwa mereka memilih jurusan ini karena salah pilih atau ini menjadi pilihan kedua karena jurusan ini mudah dimasuki. Sedih rasanya mendengar hal itu.