Mohon tunggu...
Ira Wulandari
Ira Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Karena sudah muak memendam pikiran-pikiran ini, jadi saya putuskan menyebarkannya di sini. Selamat membaca.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kamar adalah Cerminan Kita

16 Agustus 2024   11:00 Diperbarui: 16 Agustus 2024   11:20 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian orang beruntung memiliki sebuah kamar pribadi di rumahnya sehingga memiliki ranah privasi. Kita bisa melakukan apa saja di kamar dan melakukan apa saja pada kamar kita. 

Karena memiliki rasa kepemilikan itu, kamar menjadi cerminan diri kita. Barang-barangnya, tataannya, cat temboknya, kondisi kamarnya menggambarkan diri kita. 

Ketika seseorang memiliki kamar yang bersih dan tertata, orang lain akan menilai bahwa orang tersebut memiliki pemikiran yang seperti itu pula. Begitupun sebaliknya. Nah, pandangan seperti ini bisa kita jadikan pembelajaran dalam mengatur kehidupan kita.

Hilang Kemana Kebiasaan Membersihkan Kamar?

Sejak kecil kita telah dikenalkan dengan perilaku membersihkan kamar. Hal itu juga terlantun dalam lagu anak-anak berjudul "Bangun Tidur Kuterus Mandi" yang memperkenalkan kegiatan setelah bangun tidur, yaitu mandi, gosok gigi, dan membersihkan tempat tidur. Untuk mengenang, saya tulis liriknya di sini.

Bangun tidur kuterus mandi

Tidak lupa menggosok gigi

Habis mandi kutolong Ibu

Membersihkan tempat tidurku

Mungkin saat tinggal bersama orang tua, kita memiliki orang yang berperan mengingatkan bahkan menyuruh kita untuk membersihkan kamar kita, tetapi ketika tinggal sendiri tidak jarang membuat kita abai pada kamar kita. Atau mungkin meskipun tinggal bersama orang tua, kita tidak peduli dengan omongannya karena merasa tahu apa yang kita perbuat. Akhirnya kamar kita berantakan dan tidak terurus. 

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang memiliki kamar yang berantakan, salah satunya adalah kondisi mental yang sedang tidak baik-baik saja, misalnya stres. Meskipun begitu, kamar berantakan tidak hanya menjadi dampak dari stres, bisa jadi kebalikannya.

Ada satu masa saya tidak membersihkan kamar sama sekali. Banyak barang yang ditumpuk dan dibiarkan begitu saja di kamar. Saat itu saya memang sedang dalam situasi yang sendang tidak baik-baik saja. Saya hanya fokus pada suatu masalah, yang ternyata menimbulkan masalah baru.

Saya akan marah kalau seseorang menyuruh saya membereskan kamar saya itu. Pasti akan saya lakukan, hanya saja belum menemukan mood yang pas. Karena terus menunggu mood yang pas, akhirnya kamar saya pun semakin berantakan dan membuat saya tidak betah tinggal di kamar itu. Jadilah masalah yang baru.

Niat untuk membersihkan kamar pun semakin pudar karena melihat betapa berantakannya kamar saya itu, pasti akan memakan waktu lama untuk membereskannya. 

Setelah berbagai gejolak batin, akhirnya saya bertekad membereskan kamar saya yang terjadi secara tiba-tiba di tengah malam. Setelah melakukannya, ternyata lega sekali. Seperti ada yang hilang, tetapi melegakan. Seharusnya saya lakukan dari dulu.

Kejadian seperti itu berulang beberapa kali hingga akhirnya saya tidak tahan lagi dengan siklusnya. Saya pun harus mencari cara agar kondisi mental saya tidak memengaruhi kamar saya, dan kamar yang berantakan tidak memengaruhi mental saya.

Fenomena seperti ini ternyata banyak dialami oleh orang-orang di generasi saya. Saya sering mendengar cerita serupa. Saat seseorang sedang dalam tekanan dan stres, mereka cenderung memiliki kamar yang berantakan. Kebiasaan membersikan kamar yang biasa dilakukan saat kecil pun hilang setelah beranjak dewasa karena tekanan yang berat.

Kamar Selalu Berantakan

Ada beberapa penyebab orang memiliki kamar yang berantakan. 

Pertama, tidak memiliki kesadaran akan kebersihan. Seseorang yang seperti itu tentu akan memiliki lingkungan yang berantakan dan cenderung kotor. Saya tidak menyebutkan "seseorang yang tidak punya kebiasaan membersihkan kamar" karena orang yang memiliki pembantu pun jika tidak memiliki kesadaran akan kebersihan, kamarnya akan tetap selalu berantakan dan kotor. 

Kedua, orang yang sedang dalam tekanan atau stres. Saat stres seseorang cenderung fokus pada masalah yang menekan pikirannya dan melupakan hal-hal lain seperti kebersihan kamar.

Ketiga, orang dengan gangguan mental. Belakangan ini sering viral kondisi kamar seseorang yang memiliki kondisi mental Hoarding Disorder. Kamarnya akan penuh dengan tumpukan sampah. Orang-orang dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) juga sering kesulitan mengatur berbagai hal, termasuk barang-barang mereka. Jika mengalami kondisi kesehatan mental seperti itu, tentu penanganan oleh profesional harus dilakukan. Para ahli akan memberikan metode yang tepat agar kamar menjadi lebih rapi dan bersih.

Penyebab-penyebab tentu harus diubah karena sedikitnya kondisi lingkungan kita pasti berpengaruh pada kesehatan mental kita. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti dan Isqi dengan objek mahasiswa Fakultas Psikologi UI, menunjukkan bahwa 15,1% sumber stres adalah lingkungan tempat tinggal yang tidak nyaman, salah satunya karena kamar yang berantakan.

Kamar yang yang tidak berantakan dalam hal ini bukan kamar dengan dekorasi yang aesthetic, tetapi kamar yang tertata dan bersih. Tidak peduli warna dan bahan apa yang seseorang punya di kamarnya, saat tertata rapi dan bersih akan membuat pemandangan kamar menjadi enak dipandang.

Berbenah Kamar

Bagi yang kondisi kamarnya sedang dalam keadaan berantakan, berikut ini adalah cara-cara agar kamar rapi kembali.

  • Niatkan dan jangan dinanti-nanti.
  • Pilih barang-barang yang tidak terpakai dan simpan terpisah untuk dibuang.
  • Simpan barang berdasarkan kategori, misalnya barang yang sering dipakai disimpan di rak paling atas.
  • Bersihkan lantai, rak, langit-langit, dan lainnya.

Berbenah atau membereskan kamar memberikan banyak manfaat. Ruangan yang nyaman dan bersih tentu akan membuat pikiran kita menjadi jernih. Selain itu, kamar tidak akan menjadi sarang penyakit yang mungkin ada saat kondisi kamar berantakan.

Tentu saja berbenah kamar ini tidak bisa dilakukan satu kali. Perlu konsistensi agar kamar kita terus rapi dan bersih. Tetapkan jadwal untuk membereskan dan membersihkan kamar. 

Satu lagi, seringlah membaca atau menonton konten self-improvement. Hal itu dapat memengaruhi cara kita melihat dunia dan saya yakin pasti akan berpengaruh pada kondisi kamar Anda. 

Dengan melakukan hal-hal di atas, kondisi kamar saya yang sering berantakan saat saya merasa stres menjadi lebih rapi dan bersih. Konsisten dalam melakukan hal itu juga mejadi kunci. 

Menanamkan pemikiran bahwa kamar yang berantakan tidak ingin menjadi masalag yang harus saya pusingkan dan tidak ingin semakin memangaruhi kondisi mental saya, membuat saya terus menjaga kondisi indah kamar saya.

Hal lain yang ingin saya sampaikan adalah bahwa meskipun sedang dalam tekanan dan stres, cobalah untuk tidak memengaruhi kamar (lingkungan) Anda -menjadi berantakan- karena kondisi tersebut akan balik menyerang Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun