Mohon tunggu...
Ira Wulandari
Ira Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Karena sudah muak memendam pikiran-pikiran ini, jadi saya putuskan menyebarkannya di sini. Selamat membaca.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hewan Berbulu, Sang Penyelamat Jiwa

14 Agustus 2024   10:42 Diperbarui: 14 Agustus 2024   10:54 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Francesco Ungaro: pexels.com

Kesepian adalah penyakit yang mematikan.

Kata-kata di atas mungkin ada benarnya. Banyak kasus bunuh diri yang terjadi akibat seseorang terus merasa kesepian. Mungkin seseorang berada dalam lingkungan yang ramai, tetapi hatinya tetap merasa sepi. Hal itu sering terjadi karena tidak ada yang mengisi hati kita. Awalnya saya berpikir bahwa hal itu adalah hal yang berlebihan. Mana mungkin seseorang begitu saja kalah hanya karena tidak ada yang mengisi hatinya. Namun, hal itu saya rasakan juga. 

Tahun 2019 adalah tahun kelulusan saya di SMA. Teman-teman saya mulai berpencar mengejar cita-citanya dan melanjutkan kehidupan mereka di tempat lain. Ada yang berkuliah, bekerja, bahkan menikah. Saat itu saya fokus mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi untuk tahun selanjutnya sehingga tidak banyak kegiatan yang saya lakukan selain belajar. Saya tidak bekerja karena merasa tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal jika belajar sambil bekerja. Karena terus berada di rumah dengan kegiatan yang sama, saya mulai merasa bosan dan kesepian. 

Baca juga: Orang Lain Bisa, Tetapi Saya Tidak Bisa

Tidak banyak teman yang bisa saya hubungi karena mereka sibuk dengan kehidupan masing-masing. Saya tidak mempunyai kekasih karena saya orang yang sulit membuka hati, padahal jika saya mau saya bisa saja mendekati laki-laki untuk mengusir rasa kesepian saya, tetapi tidak pernah saya lakukan karena takut akan resikonya. Saat itulah makhluk berbulu muncul di teras rumah saya. Seekor induk kucing dan keempat anaknya. Peristiwa itu mengubah kehidupan dan keluarga saya, meskipun hanya sedikit.

Sebelumnya saya tidak menyukai kucing, bahkan saya menganggap kucing makhluk yang menjijikan. Menyentuh kucing pun tidak pernah saya lakukan sampai akhirnya induk kucing dan keempat anaknya itu datang. Mereka bagaikan anugrah yang diberikan Tuhan pada saya karena pada akhirnya, sekarang ini, saya menjadi orang yang lebih menghargai kehidupan.

Meskipun dalam perjalanan bersama kucing itu banyak duka, entah terpaksa dibuang keluarga karena konflik dengan keluarga dan tetangga, atau karena kucing yang mati karena sakit, dan masih banyak lagi, tetapi saya merasa bahwa kucing menyelamatkan jiwa saya. 

Tanpa saya sadari juga bahwa hati saya ternyata sudah terisi oleh hewan berbulu tersebut. Rasanya seperti memiliki sesuatu dan tidak ingin meninggalkannya. Mungkin itu juga berpengaruh pada pemikiran saya. Saya tidak boleh menyerah karena masih ingin selalu melihat kucing-kucing saya.

Selain itu, saking dekatnya dengan kucing, saya merasa bahwa semua hewan di dunia ini perlu mendapatkan hak-haknya. Mereka perlu mendapatkan perlakuan yang baik meskipun pada akhirnya beberapa hewan akan kita makan juga, tetapi setidaknya selama mereka hidup mereka bahagia. Sedih sekali rasanya jika melihat kasus-kasus penyiksaan hewan yang banyak terjadi akhir-akhir ini, belum lagi dengan hewan di alam liar yang habitatnya diambil alih oleh manusia. Seandainya hewan bisa berpikir dan berbicara mungkin mereka akan melawan manusia. 

Jadi seperti itulah pandangan saya sekarang pada makhluk yang disebut hewan atau binatang itu. Meskipun saya masih sering merasa putuh asa, tetapi saya ingin terus bertahan demi kucing-kucing saya dan hewan-hewan lain yang bisa saya berikan bantuan.

Seperti yang saya singgung di awal, kucing juga mengubah keluarga saya. Kami bukan keluarga yang biasa-biasa saja. Hubungan kami tidak dekat, tetapi tidak jauh juga. Kami hanya bercengkrama seadanya saja. Namun, semenjak ada kucing, hubungan kami menjadi semakin dekat. Banyak obrolan yang diawali dengan topik kucing. Keluarga saya yang juga sebelumnya tidak menyukai kucing, menjadi menyukai bahkan menyayangi kucing. Bapak saya bahkan sering melakukan strees feeding, padahal dulu penah menentang saya untuk memelihara dan memberi makan kucing. Keluarga saya pun menjadi lebih harmonis dibanding sebelum ada kucing ke kehidupan kami.

Saya percaya bahwa Allah mempertemukan saya dengan kucing karena suatu alasan. Terkadang Allah memang memberikan cara-cara yang tidak kita mengerti untuk menyelamatkan kita. Dan begitulah cara Allah menyelamatkan jiwa saya dari keterpurukan dan kesepian, dengan mendatangkan kucing ke kehidupan saya.

Kucing memang se-unik itu. Mereka punya sihir yang bisa membuat manusia yang tadinya tidak menyukainya menjadi suka padanya. Manusia yang mengalami itu tanpa sadar telah selangkah menjauhi keterpurukan. Menurut beberapa studi pun hewan ini memiliki manfaat bagi kesehatan mental kira, di antaranya adalah meredakan stres, menjaga kesehatan mental, meningkatkan kebahagiaan, dan meningkatkan kekebalan tubuh, dan masih banyak lagi.

Banyak kisah yang saya temui mengenai bagaimana mahkluk berbulu ini menyelamatkan jiwa atau kehidupan seseorang, seperti misalnya kisah James Bowen dan kucing oyennya, Bob. Bagi Anda yang membaca ini yang tidak memelihara atau bahkan tiak menyukai kucing dan hewan lainnya, mungkin Anda tidak megerti bagaimana hubungan seorang 'majikan' dan peliharaannya. Namun, yang memiliki peliharaan pasti akan mengerti hal ini. 

Yah, meskipun memang tidak sepenuhnya kucing bisa menyelamatkan jiwa kita, tetapi kucing membantu kita melihat kehidupan ini dengan lebih baik. Semua juga bergantung pada penerimaan dan pandangan kita pada sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun