Mohon tunggu...
Ira widhiya sari
Ira widhiya sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi PAI Wali Sembilan Semarang

Setiap apa yang aku tanam semoga menjadi apa yang akan aku unduh, seperti benih yang aku taburkan, semoga menjadi benih yang bermanfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kehilangan Tetap Merasa Tenang

18 Desember 2024   10:47 Diperbarui: 18 Desember 2024   11:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketenangan dalam Kehilangan

 

" Bagaimana bisa aku merasa kehilangan untuk apa yang tidak pernah aku miliki. Semua darinya dan semua kembali kepadanya."

            Segala sesuatu yang kita miliki pada akhirnya akan kembali kepada asal-usulnya. Segala nikmat, rezeki, dan bahkan orang-orang yang kita cintai pada akhirnya akan pergi. Namun, seringkali kita merasa kehilangan ketika hal-hal tersebut meninggalkan kita, seolah-olah kita memiliki hak atas mereka selamanya.

            Berarti kita harus mampu menerima kenyataan bahwa segala sesuatu bersifat sementara. Ini bukan berarti kita tidak merasakan kesedihan atau kehilangan, tetapi kita mampu menghadapi kenyataan tersebut dengan sikap yang lebih lapang dada. Ketenangan ini muncul dari pemahaman bahwa kehidupan adalah siklus yang mana Segala sesuatu mengalami perubahan dan pergantian. Kehilangan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Selain itu segala sesuatu adalah titipan dan kita tidak memiliki hak mutlak atasnya, dimana ada rencana yang lebih besar yang akan membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan dan tujuan kita.

" Ketika Allah swt. Memberi anda kenikmatan maka dia memperlihatkan kebaikanya kepada anda. Ketika dia menghalaingi anda dari mendapatkanya. Maka dia memperlihatkan kekuatanya pada anda. Dalam semua itu, dia memperkenalkan dirinya kepada anda dan menghampiri anda dengan kelembutanya." ( Al-Hikam)

 

            Ketika Allah SWT memberikan berbagai nikmat dan rezekinya kepada kita, maka dia sedang menunjukkan sifat-sifat kebaikannya. Seperti kita bisa bernafas, berjalan, makan, minum dan lain sebagainya, semua itu adalah implementasi dari sifat-sifatnya Yang Maha mulia.

           Sebaliknya Ketika kita dihalangi dari suatu kenikmatan berarti dia sedang menunjukkan kekuatannya kepada kita. contohnya adalah ketika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan hari ini seperti memenuhi omset perbulanya, padahal biasanya kita bisa mendapatkannya dengan mudah. Berarti dia sedang menunjukkan kepada kita bahwa semua yang kit peroleh adalah karunianya dan dengan izinya. walaupun kita sudah bekerja keras namun dia tidak mengizinkannya maka kita tidak akan mendapatkannya sama sekali.

            Pada suatu ketika, terdengar panggilan seorang ibu " kemarilah nak ada sesuatu yang ingin Ibu katakan."

"Ada apa Ibu? " tanya seorang anak kepada ibunya.

" Aku ingin meminta kalung mu untuk ibu jual." kemudian anak itu menangis, karena mengingat bahwa itu adalah kalung yang cantik, kalung yang ia suka. singkat cerita ibu tadi tetap meminta kalung si anak perempuanya.

hari selanjutnya, ibu kembali memanggilnya, " kemarilah nak"

"Ada apa ibu? sambil menunjukan wajahnya yang masih murung.

tanpa disangka, ibunya membawa kalung baru, yang lebih cantik dan kalung tersebut memang sedang tren kala itu.

"Ibuuuu.... yang bener, apakah ini untuku?" tanyanya sambil terkejut senang.

" iya nak, ini ibu ganti kalung yang kemaren ibu jual. karena ibu tau kalung yang kemaren sudah kecil dan memang warnanya juga sudah pudar."

kemudian ibunya melanjutkanya, " begitu juga Allah nak, Terkadang kita merasa bahwa ketka kita di suguhkan sesuatu yang membuat kita sedih, kecewa, dan sesuatu yang kita sayangi di ambil oleh Allah, kita menganggap bahwa Allah tidak sayang dengan kita, padahal hakikat yang sebenarnya adalah Allah lebih tau yang terbaik buat kita, ketika sesuatu yang kita punya diambil itu berarti Allah akan menggantikanya dengan yang lebihbaik lagi. karna Allah tau yang terbaik sedangkan kita tidak.

 

           Allah melakukan semua itu agar kita semakin mengenalnya. kita hanyalah hamba yang tidak mampu melakukan apapun. dialah yang menentukan segalanya. apapun ketetapannya, semua itu adalah kebaikan walaupun itu buruk dalam pandangan kita.

           Allah adalah zat yang maha mengetahui dan maha bijaksana. hanya jiwa-jiwa yang mendapatkan petunjuklah yang mampu memahami rahasia dibalik semua ketentuannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun