Mohon tunggu...
Ira widhiya sari
Ira widhiya sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi PAI Wali Sembilan Semarang

Setiap apa yang aku tanam semoga menjadi apa yang akan aku unduh, seperti benih yang aku taburkan, semoga menjadi benih yang bermanfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Ketenangan

27 Oktober 2024   12:31 Diperbarui: 27 Oktober 2024   12:33 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku malu, memohon kepada Allah untuk membebaskan kita dari kesengsaraan dan penderitaan ini. Padahal, kebahagiaan yang sudah Allah SWT berikan lebih lama. Jika engkau telah termakan hasutan dan bujukan iblis sehingga imanmu mulai menipis dan merasa kesal menerima takdir dan ketentuan Allah SWT ini, tunggulah ganjaranmu kelak jika aku telah sembuh dan kekuatan badanku pulih kembali. Aku bersumpah akan mencambukmu seratus kali. Tinggalkanlah aku seorang diri di tempat ini sampai Allah menentukan takdir-Nya," jawab Nabi Ayyub.

Akhirnya istri Nabi Ayyub meninggalkannya. Tinggalah Nabi Ayyub seorang diri dengan penyakit yang dideritanya. Hingga pada suatu hari, datanglah pemikiran setan di benaknya. Bisikan setan mulai menyerangnya. Iblis terus menggodanya untuk berhenti bersabar dan terus membisikinya dengan keputusasaan. Namun, Nabi Ayyub mampu menghalau pikiran buruk tersebut.

Nabi Ayyub pun mengadu kepada Allah SWT atas kelancangan iblis terhadapnya, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana." (QS. Shaad: 41)

Setelah melewati masa-mas sulit, Allah menerima doa Nabi Ayyub yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman. Allah berfirman kepadanya, "Hentakanlah kakimu. Inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum." (Qs. Shaad: 42)

Nabi Ayyub pun mandi dan minum dengan air tersebut. Atas izin Alah SWT, Nabi Ayyub langsung sembuh dari penyakitnya. la terlihat sehat dan lebih kuat dari sebelumnya. Pada saat yang sama, istrinya yang telah diusir dan meninggalkan seorang diri, merasa tidak sampai hati lebih lama berada jauh dari suaminya. Ia pun kembali kepada suaminya dan mereka kembali menjalani hidup dengan bahagia.

            Meraih ketenangan batin dengan ajaran Agama Islam bukanlah sekadar impian, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang membutuhkan dedikasi dan ketaatan. Keterkaitan Iman dengan Ketenangan Iman yang kuat adalah kunci utama menuju ketenangan. Keyakinan pada kebijakan dan keadilan Allah membawa ketenangan dalam menghadapi segala cobaan.

Pentingnya Taqwa dalam Kehidupan Sehari-hari. Taqwa, atau ketaatan pada Allah, menjadi fondasi penting dalam mencapai ketenangan. Dengan hidup taat pada ajaran Allah, seseorang dapat merasakan kedamaian yang luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun