hubungan yang kuat dan sehat, lagipula menyenangkan. Selain perasaan cinta, tentunya.Â
Kepercayaan adalah dasar dari sebuahTantangannya adalah, tidak semua perjalanan hubungan pasangan berlangsung mesra abadi nan jaya.Â
Di awal pendekatan, semua terlihat begitu indah. Semanis madu. Namun, seiring berjalannya waktu, pengenalan menjadi lebih intens, sifat dan karakter asli masing-masing mulai terlihat. Kecakapan mengelola emosi pun diuji.
Mereka yang memiliki "tangki cinta, " yang terisi, mungkin akan lebih luwes mengatasi konflik dalam berelasi. Tapi tidak demikian dengan mereka yang memiliki "trust issue." Jangankan untuk pasangannya, mengatasi dirinya sendiripun, mereka kadang kewalahan.Â
Trust issue adalah kondisi di mana seseorang sulit mempercayai orang lain. Sebenarnya, dalam kadar tertentu, ini wajar. Kita semua tentu tidak akan percaya begitu saja kepada orang lain. Namun, ketika kita begitu sulit percaya kepada orang terdekat kita, pastiya hal ini akan mengganggu keberlangsunan hubungan. Â Menimbulkan rasa frustrasi bagi pasangan dan dirinya sendiri, menjadi sumber konflik yang hakiki.
Lantas, mengapa seseorang memiliki trust issue? Â
1. Trauma Masa Lalu
Setiap orang memiliki trauma di masa lampau, dengan penyebab yang beragam. Beberapa di antaranya:
- Pola asuh orangtua - hubungan orangtua yang rusak, memberikan andil pertama seseorang memiliki trust issue. Melihat bagaimana hubungan orang terdekat di depan mata berlangsung tidak harmonis. Di mana yang satu melukai yang lain.Â
- Pernah dikhianati - baik dalam hubungan pertemanan reguler, bisnis, dan cinta.
- Kejadian buruk yang pernah terjadi. - kecurangan yang pernah dialami baik dalam hubungan kerja, maupun hubungan sosial lainnya. Bahkan kejadian seperti kecelakaan dan kecurian pun dapat menjadi trauma yang membentuk trust issue.
2. Pasangan Ketahuan BerbohongÂ
Hubungan dengan pasangan seharusnya menjadi hubungan yang paling dalam, jujur, dan aman. Saling percaya dan menjaga. Percaya bahwa dia akan berlaku setia, baik ketika bersama, maupun ketika masing-masing sedang beraktivitas dalam kegiatannya sendiri. Karena, tidak mungkin kita dapat memantau pasangan 24 jam sehari selama tujuh hari bukan? Â Lagipula, controlling hanya akan menguras energi, emosi, waktu, dan tenaga. Buat apa? Tapi, ketika pasangan ketahuan berbohong, menjadi lain cerita. Â Kita akan dihantui kecurigaan. Â Perlu diingat, kebohongan yang dapat dibuktikan menjadi dasar seseorang memiliki trust issue. Diperparah ketika kebohongan itu disangkal habis-habisan, padahal, terbukti.
Bisa jadi masih ada hal lainnya yang menyebabkan seseorang memiliki trust issue. Saya hanya ingin membatasi dua saja, yang paling mendasar, menurut saya.Â
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menolong pasangan yang memiliki trust issue?
1. Berlaku dan berkata tulus dan jujur - jelas dan tidak perlu penjelasan panjang untuk ini. Ketulusan dan kejujuran menjadi obat yang manjur menolong pasangan dengan trust issue.Â
2. Dapat dipercaya - membuktikan perkataan dan perbuatan sinkron. Sejalan.Â
3. Menepati janji - janji yang diucapkan tanpa intensi untuk memenuhinya hanya akan memupuk trust issue pada pasangan.Â
4. Sabar adalah koenci! Tidak mudah menjalin hubungan dengan perempuan yang memiliki trust issue, tapi percayalah, sekali kamu mendapatkan kepercayaannya, cintanya akan habis-habisan didedikasikan seutuhnya hanya kepada kamu. Ya, kamu!
Dan hanya mereka yang memilki ketulusan dan kegigihan sejati yang mampu meluluhkan perempuan seperti ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H