Karena, bisa saja yang satu memiliki "kecepatan" yang berbeda dari yang lain, sehingga terkesan yang satu lebih ambisius mengembangkan bisnis yang sedang bertumbuh, sedangkan yang lain memperlakukan bisnis hanya sekedar mengisi waktu luang.Â
Kalau ini yang terjadi, bisa dipastikan, kerja sama ini tidak akan bertahan lama, karena timpang.
Maka, menyamakan visi sebelum memulai sebuah kongsi menjadi hal yang penting, supaya semua yang terlibat mencurahkan energi yang sama demi sukses gilang gemilang di masa mendatang.
2. Keahlian/kepintaran bukan segalanya
Memilih pasangan bisnis, mirip-mirip dengan memilih pasangan hidup: menggunakan insting. Seringkali dalam hati kita merasa ada sesuatu yang janggal dengan teman kita.
Ketika akan memulai suatu usaha, tapi karena merasa bahwa kita cukup kenal lama dengan dia, maka, kita mengabaikan kata hati tentang teman tsb.Â
Ini bukan soal kepintaran atau keahlian, ini lebih kepada nilai-nilai yang dihidupi, dan integritas. Pastinya kita semua meginginkan apa yang kita jalankan mendatangkan keuntungan.Â
Tapi, ceritanya menjadi lain, apabila pasangan bisnis kita menghalalkan segala cara, termasuk cara yang tidak halal, untuk meraih keuntungan.Â
Bisa dijamin, punya rekan bisnis seperti itu mendatangkan rasa was-was yang mengusik kedamaian hati untuk melanjutkan bisnis yang dijalankan.
3. Aturan Main yang Jelas