Setiap pejabat memiliki cara masing-masing ketika ditemui wartawan. Ada yang benar-benar antipati, ketika tahu ditunggu sejumlah reporter langsung kabur, ada yang santai menjawab setiap pertanyaan, ada pula yang bermodal "no comment". Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo menjadi seorang pejabat yang berani menghadapi wartawan dengan pertanyaan apapun. Mulai dari pemerintahan, hingga talud ambrol pun dijawab. Isu olah raga lokal, orang hilang, pelajar mbolos, hingga truk menabrak pos polisi pun siap ditanggapi. Sampai suatu hari Rudy berseloroh pada wartawan "Lha apa-apa kok ditakokne aku to, mas?" katanya sambil terkekeh.Â
Itulah gaya wali kota Solo saat menghadapi wartawan. Dia tahu kebutuhan wartawan saat ini. Dia juga faham target yang dibebankan kepada reporter di lapangan. Terkadang di waktu senggangnya, dia bertanya kepada pewarta ihwal berita yang ditulis. "Pun intuk berita pinten?," atau "mangkih kula sukani berita apik, mas!," katanya sembari bercanda.Â
Di moment serius, wali kota Rudy juga memiliki seni sendiri dalam menyampaikan informasi kepada awak media. Dia kerap mengukur pengetahuan atau hasil riset seorang wartawan tentang materi wawancara. Misalnya salah salah satu wartawan menanyakan polemik Keraton Kasunanan Surakarta. "Bagaimana tanggapan Pak Wali terkait kisruh keraton?,". Rudy membalas dengan pertanyaan singkat, "lha emang wonten napa, mbak?", "napa niku?". "lho, nggih ta?,". Secara tidak sadar wartawan menjelaskan rentetan kasus maupun kronologi peristiwa. Padahal sang wali kota sejatinya sudah mengetahui informasi lebih banyak dari pengetahuan wartawan. Dengan mengukur pengetahuan wartawan itu Rudy dapat mengukur sampai batas apa dia harus menjawab pertanyaan. Â
Saya jadi teringat ada seorang Gubernur yang pernah menyemprot wartawan karena tidak menyajikan data lengkap untuk mendukung pertanyaan yang diajukan. Wartawan tersebut lantas berseloroh dengan nada merendahkan. "datamu endi? makane riset disik!,"katanya. Sikap Gubernur itu lantas viral di kalangan jurnalis. Beberapa diantaranya sempat memboikotnya sebagai narasumber. Secara pribadi, sosok Gubernur itu memang cerdas dan penuh dengan data. Mungkin itu seninya dia mengahadapi kuli tinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H