Kawan samudra
Bulan biru hanyut di matamu
Di antara dua senyum yang tersapu gelombang
Kalaupun punggungmu menjadi landasan matahari katanya
Maka biarkan terik ini tetap berkisah tentang jala dan samudra
Kawan samudra
Angin menarik jingga Surya mengabur
Arus menghapus jejak langkahmu yang tak lupa untuk apa dan untuk siapa kau menerjang
Badai adalah hidupmu, satu dalam pasang dan surut yang membelah cakrawala
Kau tak berteman dengan rembulan, tapi rembulan tetap terpancar dari matamu
Kawan samudra
Ketika bahtera mengalun di atas lagu lautan yang tampak terkadang bisu atau bising
Jari jari yang terasa asin, menjadi kisah menepis peluh
Bahtera adalah kawan tempat mimpi tertambat dan terpijak
Jiwa jiwa yang menyanyi terkadang jelas mendendang
"Aku tak akan pulang walau di seberang samudra, rindu tertambat"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H