Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan di Malam Natal (Seri Hari Hari Puisiku #124)

24 Desember 2024   19:32 Diperbarui: 24 Desember 2024   19:32 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : Hujan di Malam Natal
(Seri Hari Hari Puisiku #124)
Ditulis oleh : eko irawan

Hujan.
Tanda berkah pada kehidupan.
Menyapa ramah kembang dan tumbuhan.
Jangan jadi banjir,
Tapi jadilah cerita Keindahan.

Hujan di malam natal.
Menyapa ramah, basahi jalanan aspal.
Saat doa cinta jadi bekal.
Bukan gombal, berharap ideal.

Kumandangkan Cinta.
Lembar damai pelukan rasa.
Tiada selisih jauhkan beda.
Iman itu sejuk dihati umat Manusia.

Hujan yang Sampaikan, Hujan yang ceritakan.
Bahasa langit penuh harapan.
Selamat bagi Yang Merayakan.
Tentang Damai untuk Kehidupan.

De Huize Sustaination, 24 Desember 2024
Ditulis untuk Seri Hari Hari Puisiku 124

Catatan Kaki

Hari Hari Puisiku adalah Seri Rangkaian Puisi puisi yang merekam cerita dan kisah dari Hari Ke Hari. Membahasakan apa saja yang dapat ditemui. Dapat dirasakan. Ungkapkan berbagai kisah dan rasa. Jadi cerita, bahwa apapun dapat kita ungkap sebagai sesuatu yang indah. Sesuatu yang bermakna. Mampu memberikan inspirasi.

Membahasakan Hari demi Hari akan jadi punya makna berarti. Saya sering dicurhati, katanya menulis itu susah. Menulis itu sulit. Menulis seolah pekerjaan penuh beban.

Jujur, jika kita berprasangka berlebihan di awal. Takut karya kita itu nantinya bagaimana. Takut karya kita tak ada yang respon. Takut dan takut. Itu wajar. Sayapun pernah ada di situasi yang sama. Bahkan jika pasang standar tinggi harus jadi sehebat karya sastrawan terkenal, terus kapan kita berkarya? Kapan kita menunjukan diri kita sebagai siapa? Sebagai apa ? Kapan jika tidak segera dimulai ?

Hari Hari Puisiku jadi tag yang pada akhirnya memberi rumah bagi puisi Puisiku bernaung. Tentang apa yang kita lihat. Apa yang kita rasa. Apa saja tentang suatu hari. Inilah inspirasi yang terus menerus ada, karena hari hari itu ada tentang kemarin. Tentang hari ini. Dan tentang hari esok. Renungkan, hari hari Puisiku adalah sumber raksasa yang akan terus menerus memberikan ide.

Jadi jika engkau bilang menulis itu sulit, maka jawabnya adalah ceritakan hari harimu maka itu akan jadi mata air karya. Tak percaya ? Cobalah dahulu. Belum mencoba kok sudah berkomentar tak bisa.

Selamat mengeksplore hari demi hari dan jadikan mata air inspirasi terindah.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun