Kata siapa liburan itu harus dihabiskan dengan bepergian jauh? Ternyata dengan Berdiam dan menenangkan diri dengan cara menyediakan waktu secukupnya untuk diri sendiri atau bersama orang terkasih pun, hal tersebut juga merupakan  liburan. Terutama khusus bagi yang selama ini memiliki segudang aktivitas yang menyita waktu tidur. Liburan dapat menjadi saat yang tepat untuk tidur dan beristirahat sepuasnya. Bagi yang ingin mencari suasana baru, staycation, atau liburan ke tempat-tempat yang bagus untuk beristirahat maka hal tersebut dapat menjadi pilihan.
Namun masak liburan hanya tidur dan molor melulu ? Bentuk liburan yang bisa dipilih adalah berkumpul dengan teman teman sefrekuensi dan buat diskusi Mblarah yang erat, santai dan tak perlu membahas hal hal berat yang sifatnya menambah pikiran. Diskusi Mblarah adalah wujud memanusiakan manusia secara santai tapi tetap memiliki manfaat. Selain untuk tukar pikiran, diskusi Mblarah merupakan silaturahmi kreatif yang mendorong memunculkan gagasan baru di esok harinya. Tak percaya? Coba aja dahulu. Tapi ingat, cari yang sefrekuensi. Yang beda prinsip bukan berlibur, tapi bisa memunculkan pertengkaran dan konflik yang tidak perlu.
Saatnya Menengok Destinasi Terdekat
Tak kenal maka tak sayang. Karena tak sayang, jangankan mau peduli, tahu saja tidak. Disekitar kita ternyata banyak destinasi yang sebenarnya luar biasa, tapi ternyata sama sekali tidak dikenal.
Standarisasi Berwisata ke Desa Aja sebenarnya bisa jadi patokan sederhana bahwa esensi liburan itu tak harus mewah, jauh dan berbiaya mahal. Jangan hanya untuk tujuan dipamerkan di media sosial, tapi esensi dan urgensi liburan juga harus dipertimbangkan.
Standarisasi yang tinggi dari kita sebagai wisatawan, harus ditinjau agar destinasi terdekat bisa bangkit dan memberi makna yang sebenarnya. Destinasi terdekat ini banyak yang dianggap hidup, tapi mati. Dianggap mati tapi mereka berusaha hidup. Seperti kata pepatah Hidup enggan, matipun segan.
Inovasi destinasi wisata ini banyak yang tidak diketahui jika standar wisata dari para wisatawan menentukan standar tinggi. Destinasi ini perlu dijadikan lokasi alternatif. Bantu mereka tumbuh dan viral kan. Mereka bayar listrik dan bayar ongkos kebersihan lokasi saja kesulitan. Dimana saja contohnya? Silahkan baca lanjutan diskusi Mblarah ini. Yang pasti, mereka ada. Tujuannya luar biasa. Mereka secara dasar telah memiliki syarat standar hingga legalitas badan hukum, tapi mereka lumpuh. Jika dianggap tak mampu layani tamu secara profesional, maka yang bekerja disana juga gotong royong dan harus bekerja dibidang lain, terus bagaimana maju jika hanya diminta kerja sosial dan sosial melulu, tanpa peduli mereka kelaparan.
Urgensi Acara liburan, Haruskah ? Tetap harus terutama untuk menolong para pegiat destinasi wisata, seni dan budaya terdekat. Liburan tak harus jauh, saatnya bekerjasama secara profesional agar berkah liburan bisa dinikmati semua pihak.
Selamat liburan, semoga berkah dan memberi manfaat.
De Huize Mblarah, 24 Desember 2024
Ditulis untuk Seri Diskusi Mblarah 15
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H