Bagaimana solusi keluar dari zona Jompo sebelum waktunya
(Seri Diskusi Mblarah #14)
Ditulis oleh : eko irawan
"Mengatur waktu agar tetap produktif dan efisien, ada daya guna dan tetap maksimal, ada hasil guna."
Kurang lebih itu jawaban klise untuk para generasi jompo, para pekerja dari usia muda yang tiap hari menempuh puluhan km lebih dari rumah ke tempat kerja. Kok klise ? Bagaimana efektif menghasilkan sesuatu, Â jika harus naik motor atau menyetir sendiri dengan mobil. Mengendarai kendaraan sendiri itu harus fokus pada keselamatan diri dan orang lain. Saya sendiri tak bisa sambil nulis puisi atau bikin artikel saat mengendarai motor dari rumah ke tempat kerja.
Saya pribadi terhitung Sejak tahun 1998 Sampai sekarang, tiap hari Pulang Pergi, jika tanpa mampir kelokasi lain, maka saya menempuh jarak kurang lebih 60 km. Dengan kondisi kemacetan jalan, cuaca hari itu dan kondisi motor, rata rata butuh 1 jam perjalanan ke Kantor, dan 1 jam perjalanan pulang. Saya dikritik kok saat bermotor menempuh jarak 30 km sebenarnya hanya butuh waktu 30 menit saja, tapi kok saya menempuhnya 1 jam, kadang bisa lebih. Mblarah memang yang mengkritik demikian. Mereka tak mikir, kondisi fisik dengan kesehatan tubuhnya bagaimana. Motor yang dipakai jenis apa, produksi keluaran tahun berapa. Terus kondisi jalan bagaimana. Jika ngebut, apa tak perduli lingkungan sekitar, khususnya keselamatan diri dan orang lain dijalan.
Belum lagi kondisi tubuh setelah melakukan perjalanan bermotor apakah langsung kembali prima dan siap melakukan aktivitas secara maksimal. Tentu tidak. Jadi jika itung itungan, maka saya juga termasuk generasi yang jompo belum waktunya. Banyak waktu terbuang hanya untuk menempuh perjalanan rutin pulang pergi dari rumah ke tempat kerja. Ya, seperti itulah saya, bagaimana dengan Anda ? Padahal saya berdomisili di Malang Raya, bukan di jakarta, bandung, Semarang atau Surabaya. Malang Raya juga mulai tumbuh jadi kota yang lebih maju. Akibatnya harga properti juga cenderung naik. Harga rumah dalam kota semakin tidak terjangkau, akibatnya harus tinggal jauh diluar kota. Kerennya di kota satelit.
Bagaimana solusi keluar dari zona jompo sebelum waktunya. yuk kita bahas hal ini dalam seri diskusi Mblarah. Selamat membaca semoga menginspirasi.
Jarak ketika kerja harus jauh.
Diskusi Mblarah kali ini ngumpul dengan para bapak bapak pekerja yang harus kerja jauh keluar kota. Seperti biasa sambil ngopi dan melepas lelah, berdiskusi ngalor ngidul merasa senasib dipaksa jadi generasi jompo sebelum waktunya. Saya sendiri seperti yang saya tulis di atas.
Yang lain, pertama adalah seorang sopir travel dengan rute utama malang Juanda. Kadang disewa orang orang keluar kota untuk tujuan rekreasi saat hari libur dan disewa untuk perjalanan kepentingan keluarga atau hajat lainnya. Keren memang, tiap hari bermobil. Tapi....
Teman ke dua, bermobil juga tapi bukan mobil pribadi. Dia harus stand by setiap saat ada yang menghubungi, tapi saat tugas harus ngebut dijalanan. Mobilnya pakai sirine. Maklum, itu mobil ambulance.