Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Temukan Berani Hidup ala Albert Camus (Seri Diskusi Mblarah #5)

2 Desember 2024   09:40 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:19 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan untuk Seri Diskusi Mblarah #5 foto diolah dengan lumii dan snapsheed

Temukan Berani Hidup ala Albert Camus
(Seri Diskusi Blarah #5)
Ditulis oleh : eko irawan

Malam itu saya lewat sebuah pasar di Jalan Borobudur Kota Malang. Tampak ramai walau barusan diguyur hujan deras diakhir bulan November. Besok malamnya, pagi selepas subuh saya lewat situ lagi. Saya melihat orang orang yang berprofesi sebagai pedagang sayur tampak aktif berkirim dan berbelanja sayuran dan aneka kebutuhan dapur lainnya. Mondar mandir penuhi lalu lalang di jalanan.

Bukan soal pasar yang menggelitik saya pagi itu, tapi soal teman yang dahulu pernah berdagang sayuran di pasar blimbing kota Malang. Dia seorang yang sangat enerjik, subuh sudah berangkat siang sudah pulang dan menata dagangannya kembali untuk persiapan esok paginya. Doa terbaik untuknya, semoga beliau diampuni segala dosa dosanya dan mendapatkan tempat terindah di sisiNya. Al Fatihah.

Lho dia kenapa ? Padahal dia orang yang penuh semangat. Disetiap sore atau habis magrib, saat bertemu penulis, selalu memberikan motivasi motivasi tentang kehidupan. Khususnya keberanian dalam hidup yang hari demi hari terasa semakin berat, karena perekonomian yang tumbuh semakin keras. Tiba tiba saja dia dan istrinya pergi begitu saja dan hilang tidak diketahui keberadaannya. Ternyata dia dan istrinya memilih mengakhiri hidupnya disebuah lokasi air terjun yang berada di Lumajang. Kenapa dia ?

Penulis jadi ingat kata Albert Camus yang berkata sbb :
" Kadang dibutuhkan lebih banyak keberanian untuk hidup daripada untuk mengakhiri hidup"

Hidup ternyata harus dijalani dengan lebih banyak keberanian. Yuk sejenak diskusi Mblarah tentang Berani hidup. Selamat membaca semoga menginspirasi.

Terus Semangat Berani Hidup.

Seperti biasa, sembari melepas lelah sehabis aktifitas seharian, penulis datang ke tempat nongkrong para lelaki untuk ngopi bareng. Tak perlu berlama lama disana, cukup bertemu, berbagi cerita dan tetap saling menginspirasi. Dibikin asyik saja walau apa yang dibincangkan kadang Mblarah. Ya kali ini tentang para teman dan sahabat kita yang tidak berani jalani hidup yang akhirnya memilih mengakhiri hidupnya secara tragis.

Kadang hidup masing masing sudah terasa sangat kejam. Ada berbagai macam kisah diantara yang kuat, biasa saja hingga lemah. Apa yang dialami tentu berbeda beda dengan segala tingkat kesulitan yang berbeda pula. Solusinya tetap berani hidup dengan segala konsekwensinya, hadapi tantangan dan temukan solusi dengan berani berubah.

Kenapa hidup harus dijalani dengan keberanian ? Saya jadi ingat seorang teman SMA yang selalu mem bully saya dengan mengatakan saya banci. Tidak tahu kenapa dia selalu merendahkan saya waktu itu, sebuah tindakan kasar yang sama sekali tidak patut. Saya tidak dendam, tapi saya membuktikan diri padanya dan orang orang satu gang dengan dia yang menganggap saya banci tak berkualitas, bodoh dan layak dihina dengan ditertawakan.

Beberapa tahun berlalu dan pada akhirnya dia selalu rutin kirim melalui Massage Facebook sebuah keluhan tentang permohonan bantuan, khususnya hal keuangan. Lucu bukan ? Dahulu dia selalu menghina saya dengan mengatakan banci, sekarang yang jadi banci siapa ? Ternyata orang orang yang dahulu mengatakan saya banci, ternyata sekarang lebih banci dari para banci yang sesungguhnya.
Bullying kata banci emang muncul di tahun 90an yang menggambarkan anak laki laki yang menolak bergabung dengan kebakalan remaja waktu itu. Masa masa tawur antar geng dan minum minuman keras jadi simbul lelaki, yang tidak ikut dianggap penakut dan sikap tidak berani nakal itu dicap jadi banci.

Berani hidup dengan prinsip tidak ikut hanyut dengan sesuatu yang dianggap merugikan adalah sikap berani hidup. Prinsip ini harus dipertahankan untuk memberi bukti bahwa apa yang dihinakan adalah salah. Tentu itu hak mereka. Saya tak membenci pilihan hidup mereka yang merdeka. Yang saya butuhkan adalah solusi lebih berani hidup. Bagaimana dengan Anda ? Tentu tiap orang punya cara sendiri sendiri untuk berani hidup. Selamat telah lebih berani hidup karena dalam tuntunan agama apapun, yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri tetap cara yang tidak dianjurkan.

Takut kok dipelihara

Ketakutan adalah kewajaran yang bisa terjadi dan dialami siapapun. Takut itu bermacam macam. Albert Camus menjawab hal ini dengan quote sbb :

"Mereka yang tidak memiliki Keberanian, akan selalu menemukan filosofi untuk membenarkan Ketakutannya."

Iya, banyak orang menemukan filosofi yang menurut saya sangat koplak dan bodoh untuk membenarkan Ketakutannya. Mereka membenarkan sikap iri dengki hingga menebar kisah hoax untuk menunjukan sikap kepahlawanan yang sangat kesiangan dan tidak bermutu. Sungguh hal tersebut merupakan cara bobrok yang tidak berkualitas untuk mem bully orang orang disekitarnya.

Ketakutan akan hilangnya eksistensi dan ketokohan dirinya membuat dia bersikap seperti itu. Saya jadi paham, itulah filosofi untuk membenarkan Ketakutannya. Apakah itu bermanfaat ? Tentu cara tersebut merugikan orang lain. Takut kok dipelihara, saatnya berani berubah tapi tanpa merugikan orang lain, ataupun merugikan diri sendiri dengan bunuh diri. Jadilah manusia pembelajar yang berjiwa manusia penggerak. Tema tentang ini akan saya tulis didalam artikel selanjutnya.

Kapan bahagia ?

Sambil ngopi dan diskusi Mblarah ini ternyata lebih asyik. Pertanyaannya dengan kondisi dunia yang semakin ribet ruwet, terus kapan Bahagia ? Berani hidup yang bagaimana yang bisa bertahan ? Sudah berjuang hingga siang malam tiada henti. Kembali mengutip pemikiran Albert Camus sbb :

"kau tak akan pernah bahagia, jika terus mencari unsur unsur Kebahagiaan.
Kau tak akan pernah hidup, jika terus mencari makna hidup"

Betul. Jika terus dicari maka standar kualitas yang diketemukan tidak akan mencapai derajat ideal. Selalu kurang dan kurang terus. Cara bahagia adalah jangan lupakan bersyukur atas segala yang telah kau raih hingga hari ini. Nikmati apa yang ada, berhenti sejenak untuk evaluasi diri dan tetap semangat berani hidup dengan ikhlas dan bersyukur. Motor matic saja akan rem blong setelah alami perjalanan turun naik yang ekstrim. Solusinya berhenti hingga mekanisme rem kembali berfungsi.

Begitu pula dengan ngopi Mblarah ini. Saat lelahmu hadir dan kemarahan penuhi otakmu, maka temui komunitas ngopimu. Lupakan sejenak bara panas yang barusan kau alami. Ngopi Mblarah adalah wujud syukur atas capaian yang sudah dan bergaining power baru untuk temukan semangat berani hidup di hari kemudian.
Bagaimana dengan Anda?

Terima kasih sudah baca, semoga menginspirasi.

De Huize Mblarah, 2 Desember 2024
Ditulis untuk Seri Diskusi Mblarah 5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun