Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Temukan Berani Hidup ala Albert Camus (Seri Diskusi Mblarah #5)

2 Desember 2024   09:40 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:19 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Temukan Berani Hidup ala Albert Camus
(Seri Diskusi Blarah #5)
Ditulis oleh : eko irawan

Malam itu saya lewat sebuah pasar di Jalan Borobudur Kota Malang. Tampak ramai walau barusan diguyur hujan deras diakhir bulan November. Besok malamnya, pagi selepas subuh saya lewat situ lagi. Saya melihat orang orang yang berprofesi sebagai pedagang sayur tampak aktif berkirim dan berbelanja sayuran dan aneka kebutuhan dapur lainnya. Mondar mandir penuhi lalu lalang di jalanan.

Bukan soal pasar yang menggelitik saya pagi itu, tapi soal teman yang dahulu pernah berdagang sayuran di pasar blimbing kota Malang. Dia seorang yang sangat enerjik, subuh sudah berangkat siang sudah pulang dan menata dagangannya kembali untuk persiapan esok paginya. Doa terbaik untuknya, semoga beliau diampuni segala dosa dosanya dan mendapatkan tempat terindah di sisiNya. Al Fatihah.

Lho dia kenapa ? Padahal dia orang yang penuh semangat. Disetiap sore atau habis magrib, saat bertemu penulis, selalu memberikan motivasi motivasi tentang kehidupan. Khususnya keberanian dalam hidup yang hari demi hari terasa semakin berat, karena perekonomian yang tumbuh semakin keras. Tiba tiba saja dia dan istrinya pergi begitu saja dan hilang tidak diketahui keberadaannya. Ternyata dia dan istrinya memilih mengakhiri hidupnya disebuah lokasi air terjun yang berada di Lumajang. Kenapa dia ?

Penulis jadi ingat kata Albert Camus yang berkata sbb :
" Kadang dibutuhkan lebih banyak keberanian untuk hidup daripada untuk mengakhiri hidup"

Hidup ternyata harus dijalani dengan lebih banyak keberanian. Yuk sejenak diskusi Mblarah tentang Berani hidup. Selamat membaca semoga menginspirasi.

Terus Semangat Berani Hidup.

Seperti biasa, sembari melepas lelah sehabis aktifitas seharian, penulis datang ke tempat nongkrong para lelaki untuk ngopi bareng. Tak perlu berlama lama disana, cukup bertemu, berbagi cerita dan tetap saling menginspirasi. Dibikin asyik saja walau apa yang dibincangkan kadang Mblarah. Ya kali ini tentang para teman dan sahabat kita yang tidak berani jalani hidup yang akhirnya memilih mengakhiri hidupnya secara tragis.

Kadang hidup masing masing sudah terasa sangat kejam. Ada berbagai macam kisah diantara yang kuat, biasa saja hingga lemah. Apa yang dialami tentu berbeda beda dengan segala tingkat kesulitan yang berbeda pula. Solusinya tetap berani hidup dengan segala konsekwensinya, hadapi tantangan dan temukan solusi dengan berani berubah.

Kenapa hidup harus dijalani dengan keberanian ? Saya jadi ingat seorang teman SMA yang selalu mem bully saya dengan mengatakan saya banci. Tidak tahu kenapa dia selalu merendahkan saya waktu itu, sebuah tindakan kasar yang sama sekali tidak patut. Saya tidak dendam, tapi saya membuktikan diri padanya dan orang orang satu gang dengan dia yang menganggap saya banci tak berkualitas, bodoh dan layak dihina dengan ditertawakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun