Puisi : Luka
(Seri Diksi Bicara #10)
Ditulis oleh : eko irawan
Terluka itu sakit, perih.
Walau tak berdarah, tapi pedih.
Cukup sudah untuk sedih.
Diam itu berdalih, padahal merintih.
Ini hidupku, ini duniaku.
Aku bukan musuhmu, lalu apa yang kau iri dari diriku.
Aku juga bukan sainganmu, untuk apa dengkimu padaku.
Memang ada masalah ? Kau bebas jadi dirimu, tapi aku tetap bebas jadi diriku.
Selamat tinggal Luka.
Biarkan ku sembuh obati lara.
Rugi waktuku untuk sibuk tanggapi drama.
Bukti akan jawab, siapa yang jujur atau gila.
Luka itu investasi rasa.
Semesta tak akan diam, melihat panggung durjana.
Saat bukti bicara, kau jawab apa ?
Selamat menerima balasan dari Yang Maha Kuasa.
Kau tanam luka untuk tujuan fitnah belaka.
Kebohongan itu akan berbunga dusta.
Kau menari diatas derita.
Hebat sekarang, kelak menangis tiada obatnya.
Mau tuduh lagi, untuk apa.
Terserah jika iri hatimu lebih kuasa.
Aku tak rugi, kuterima hinaanmu dengan lapang dada.
Selamat tinggal, manusia bukan engkau saja.
De Huize Sustaination, 4 November 2024
Ditulis untuk Seri Diksi Bicara 10
Catatan Kaki
Baca Seri Diksi Bicara lainnya di link :