Faktor keminatan pribadi atau hobby juga akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Misal seseorang minat pada hobby menulis. Untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas menulisnya, sebuah tulisan harus didukung dengan ilustrasi berupa gambar, bagan dan foto. Jadi selain meningkatkan kualitas karya tulis, dia harus juga mempelajari teknik membuat ilustrasi berupa gambar, bagan dan foto. Apakah dia meninggalkan proses belajar menulisnya ? Tidak, dia kemana mana itu untuk memperkaya output dari hasil tulisannya agar lebih punya daya tarik.
Jadi zoning out tak selamanya merugikan, justru mendorong seseorang memperkaya pengetahuan yang baru untuk meningkatkan pemahamannya agar lebih baik. Yang buruk dari zoning out jika dalam membaca tiba tiba gagal paham dan berhenti meneruskan membaca karena menganggap buku yang dibacanya terkesan tidak relevan dan tidak up to date. Padahal belum dibaca tuntas dan utuh, secara sepihak sudah memutuskan sesuai persepsinya sendiri. Jadi bukan sang penulis buku yang salah, sang pembaca sendiri yang gagal paham.
Baca, beri tanda dan miliki catatan
Halaman belakang sampul buku adalah informasi awal yang merangkum secara singkat tentang tema yang ditulis dalam suatu buku. Jika dalam karya ilmiah kita mengenal paragraf  berisi abstraksi dari seluruh karya dimaksud. Inilah cara awal mengenal buku apa yang sebenarnya kita baca tersebut. Jangan lupa perhatikan daftar isi dan kesimpulan dari buku tersebut.
Sekalipun tehnologi AI sedemikian canggihnya, seni membaca buku secara fisik masih lebih nyaman dari pada baca e book berformat pdf di komputer atau gawai smartphone. Membaca buku fisik dan mengkoleksinya tetap punya daya tarik sendiri. Membaca buku secara efektif bisa didukung dengan langkah sederhana untuk menghindari zoning out.
Caranya dengan memberi tanda sesuai kesukaan masing masing dan buatlah catatan menurut versinya sendiri. Ada yang dilipat halaman bukunya, ada yang dikasih potongan kertas, baik putih atau berwarna atau pakai spidol berwarna untuk menandai paragraf yang spesifik. Tanda tanda tersebut membantu fokus membaca dan jika dibutuhkan buatlah catatan pendukung, khususnya untuk buku buku tebal.
Itulah sebagian pengalaman saya bergelut dengan membaca buku hingga tersesat di dalam dunia buku, baik toko buku atau perpustakaan. Zoning Out bagi saya memang dapat terjadi dan saya menanggapinya secara positif, karena dari situ saya termotivasi untuk belajar hal hal baru yang lebih menantang. Inilah yang saya sebut sebagai Seni Mengelola Zoning Out jadi Solusi Kreatif pengembangan Diri. Bagaimana dengan Anda ?
De Huize Sustaination, 1 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H