Namun saat saya bergabung dengan Kompasiana, output karya dari ide dan gagasan ini ternyata membuat saya punya tiket untuk diakui secara profesional diarea publik dengan skala yang lebih luas, bahkan nasional. Sebagian besar tulisan saya adalah puisi. Siapa akan baca puisi puisi saya dan siapa akan anggap saya sebagai sastrawan jika karya tersebut hanya disimpan sendiri dan ditayangkan diarea yang hanya sebatas teman nongkrong?
Sebagai pembuat konten, dengan ide, inovasi dan gagasan yang kita miliki dan tujuan kita menayangkan output karya ternyata butuh rumah yang diakui secara luas. Untuk alasan ini, saya sangat berterima kasih kepada Kompasiana. Bersama Kompasiana banyak hal positif mampu diraih. Selain menginspirasi, berbagi informasi, menghibur ternyata sebagai Kompasianer mampu membantu banyak gagasan agar launching ke area publik karena peran para Kompasianer sebagai support media partner yang berkompeten dan diakui. Ini yang sangat keren menurut saya. Terima kasih Kompasiana.
Every Story Matters
Bersama Kompasiana, tiap Kompasianer menurut saya, sangat terbantu dan terbangun secara positif personal branding nya di area publik. Setiap cerita selalu memiliki makna positif.
Kompasiana telah memberikan makna pengakuan publik yang signifikan. Tentu sebagai penulis harus tetap mematuhi aturan main dari Kompasiana. Dan saat  membangun komunikasi publik tetap juga harus menjaga aturan main yang berlaku dan nama baik dari Kompasiana.
Ketika tergabung sebagai Kompasianer, hal dasar yang harus dimiliki adalah gemar menulis. Menulis adalah kemampuan yang harus terus dilatih dan dikembangkan. Jika sekedar menulis huruf atau abjad anak TK saja bisa. Menulis disini tentu kemampuan merumuskan ide, gagasan, pikiran, perasaan, pengetahuan atau inspirasi dalam wujud tertulis. Setahun terakhir saya mencoba membangun konsep De Huize Sustaination disetiap karya saya di Kompasiana. Artinya satu tulisan harus mampu menumbuhkan makna keberlanjutan. Terus tumbuh. Oleh karena itu, tulisan saya akhirnya memiliki nomer urut seri ke seri yang terus berkesinambungan.
Jika berhasil tayang dengan satu topik apakah akan terhenti begitu saja? Itulah kenapa saya memotivasi diri dengan konsep De Huize Sustaination. Topik dan tema inilah yang akan mendorong kita fokus pada bidang tertentu dengan lebih dalam memahami luar dalam dari apa yang kita tulis. Mau jadi apa, pembuat konten tema apa dan mau jadi disebut sebagai siapa. Apa sebagai sejarawan, arkeolog, sastrawan, penyair, budayawan atau peliput berita. Giat literasi seperti yang dilakukan para Kompasianer ini memang sebuah bentuk perjuangan yang penuh tantangan. Ide sebenarnya sangat melimpah di kehidupan kita sehari hari, namun tak semua penulis mampu mengemasnya jadi karya. Kepekaan adalah kunci penulis aktif. Dari kepekaan ini mendorong upaya meningkatkan kualitas diri dari hari ke hari. Semoga Kompasiana dengan para Kompasianer nya semakin tumbuh dan berkembang di masa masa mendatang.
"Berhenti membandingkan kehidupanmu dengan orang lain, kamu memiliki cerita sendiri untuk ditulis."
De Huize Sustaination, 19 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H