Keren, Every Story Matters bikin Kompasianer Makin diakui Publik
Ditulis oleh : eko irawan
Selamat Berulangtahun buat Kompasiana ke 16, Kompasianival Every Story Matters. Yang berulangtahun bukan spesial Kompasiana saja, tapi juga khusus bagi semua Kompasianer. Apakah setelah menjadi Kompasianer memberi dampak ? Dampak Apakah ? Apakah bermakna bagi Kompasianer setelah menjadi penulis yang menciptakan konten kontennya di Kompasiana ? Mari kita berbagi cerita disini. Semoga menginspirasi.
Rumah Konten Creator
Istilah Konten Creator sekarang bukan hal aneh dan asing. Dari anak anak, ibu ibu hingga profesional semua menyempatkan dirinya membuat konten Creator melalui berbagai platform. Hanya berbekal Handphone semua orang sekarang bisa membuat karya dimanapun dia berada dan kapanpun bisa dilakukan.
Konten Creator dibangun melalui medsos, website, video, aplikasi, komunitas dan berbagai platform lainnya. Salah satu bentuk Rumah konten Creator itu salah satunya menurut saya adalah Kompasiana. Berbagi cerita melalui Kompasiana ternyata memiliki keasyikan dan keunikan tersendiri dibanding dilakukan melalui platform yang lainnya. Kompasiana bagi saya telah menjadi rumah yang menaungi para pembuat konten. Rumah yang memberikan ruang ruang nyaman yang memberikan banyak pilihan kreatif. Terima Kasih Kompasiana telah membangun ruang kreatif ini menjadi rumah bagi para konten Creator didalamnya. Saya pribadi merasa berkembang setelah menjadi Kompasianer dibanding pengalaman saya pribadi membangunnya di platform yang lain. Semoga Kompasiana tetap bertahan dan menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Selamat Ulang Tahun Kompasiana.
Skala audience dan kapasitas Branding
Tiap orang membangun ruang ruang kreatif dan inovasi hampir di semua platform baik media offline maupun online. Berbagai ide ini diluncurkan diarea publik dan semua memiliki kisah ceritanya masing masing. Apakah berdampak ? Semua memiliki dampak dan pengaruh masing masing tergantung pada media yang digunakan dan seberapa besar skala personal branding yang dibangun yang bersangkutan diarea publik.
Saat nongkrong di tempat ngopi, adalah basic dari para pembuat konten melempar ide dan inovasinya diranah publik. Bisa hanya bercanda saja atau ngelantur dengan tujuan hanya melepas lelah. Komunitas ini diperlukan semua orang karena dalam hidup semua manusia butuh berkomunikasi sosial. Orang yang membatasi komunikasi sosial dengan lingkup sekitar akan terasing dan tidak akan punya teman curhat. Manusia sebagai makhluk sosial akan kehilangan fitrahnya. Apa mungkin mampu berangkat sendiri jika kelak yang bersangkutan meninggal dunia?
Diakui atau tidak, Pada dasarnya semua orang adalah pembuat konten. Ide dan gagasannya itu ditayangkan melalui media platform yang ada disekitarnya, ada yang melalui curhat, rasan rasan, ghosip, pergunjingan, menghakimi, bullying dan aneka bentuk lainnya. Yang baik, akan menginspirasi skala audience dari platform itu sendiri. Jika temanmu hanya satu orang, ya hanya dia saja yang paham apa maksudmu. Yang tidak baik, bisa membuat personal branding mu tercoreng sebagai tukang nggedarus, pintar omong tanpa bukti, tukang fitnah dan membuat dirimu dijauhi banyak orang. Aktif sebagai pembuat konten tapi isinya nyinyir, nyindir, menelanjangi aib dan merasa paling benar sendiri akan membuat dirimu gagal menginspirasi orang lain bahkan bisa berurusan dengan aparat hukum.
Apa hubungan Skala audience dan kapasitas Branding seperti apa yang saya tulis diatas dengan Kompasiana ? Secara umum, sebagai pembuat konten akan memberikan dampak tergantung pada skala audience dan personal branding yang tercipta karena tayangnya ide dan gagasanmu diarea publik. Saat kamu dikenal sebagai siapa akan menentukan seberapa laku ide dan gagasan akan memberikan dampak. Saat saya belum menjadi Kompasianer, berbagai inovasi ternyata tidak memberi dampak signifikan. Hanya sebatas ide nongkrong di warung kopi. Realisasinya bisa dianggap nggedarus alias omong kosong doang. Bahkan selepas saya pergi, bisa jadi bahan lelucon dan tertawaan belaka.