Puisi : September Nyalakan Rindu
(Seri Hari Hari Puisiku #120)
Ditulis oleh : eko irawan
Rintik hujan membasah di ujung September. Bawa ceritanya sendiri. Tentang rindu yang mendalam. Tentang hati yang gundah gulana.
Termenung di bawah langit kelabu. Menerawang mengikuti alunan mendung. Hujan semakin deras, membasahi jiwa yang resah, Dompet menipis, langkah terhenti, tak kuasa untuk berjauh.
Ingin sekali menyusuri jalanan, Mencari hangatnya secangkir kopi, Namun langkahku tertahan, oleh kenyataan yang ada, Kantong kosong, hanya mampu memandang rintik hujan saja. Memandang  ilusi yang mesra. Tentang canda sepasang kekasih.
Oh, September, engkau sungguh indah, Namun mengapa harus menghadirkan Sepi? Uang memang bukan segalanya. Tapi tanpa uang akan hampa segalanya.
Alhamdulillah untuk hari ini. Bismillah untuk esok pagi. Mari temukan keindahan lain. Karena Sepi nyalakan rindu dalam sunyi.
De Huize Sustaination, 30 September 2024
Ditulis untuk Seri Hari Hari Puisiku 120
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H