Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyambut Matahari di Tumpang (Jinalayapura Jajaghu #6)

27 September 2024   07:00 Diperbarui: 27 September 2024   07:02 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prosa Liris : Menyambut Matahari di Tumpang
(Jinalayapura Jajaghu #6)
Ditulis oleh : eko irawan

Mari ngopi disini. Bicara Tumpang dan Matahari. Luangkan waktu sejenak, menata hati. Tak perlu debat atau adu penalti. Ini ruang berbagi, mari saling isi. Karena berguna itu, adalah saling menginspirasi.

Bukan soal pinggir atau tengah kota. Bukan cari beda, ini sastra kota atau sastra desa. Bukan siapa atau terkenal dimana. Ini tentang belajar bersama. Temu kenali permata yang nyata ada.
Matahari tetap bersinar untuk semua umat manusia.

Tumpang di tlatah timur malang raya. Cemerlang bagai sinar permata. Malam puisi ini hanya secuil cerita. Berbahagialah yang punya cinta. Karena sejarah membuatmu bangga. Karena sastra membuatmu berani bicara. Puisi jadi cara.

Mari sambut matahari di tumpang. Malam puisi yang akan kau kenang. Romansa kisah yang tak akan hilang. Tersimpan dalam nada terngiang. Ramah tamah tak kenal usang. Sejuta kata dari para pejuang.

Kenapa ada Jajaghu disini. Menatap Mahameru yang Maha tinggi. Peninggalan Sejarah masa Singhasari. Terpahat dalam relief di batu abadi. Kenapa dititipkan disini. Tentang sejarah besar, ditumpangkan di desa ini. Tentang makna keagungan, lahir disini. Terus lahir inspirasi. Seperti matahari, terbit setiap hari.

Jika malam, ku merenung bersama Padhang Mbulan. Terdiam dalam ketentraman. Tapi cita cita harus tetap diperjuangkan. Cinta harus dimenangkan. Ada saatnya sambut sang terang. Gandeng tangan, seperti rotasi mentari dan rembulan.

Malam Puisi Menyambut Matahari di Tumpang. Bersama, saling memberi ruang. Hadir untuk saling dukung, tak perlu saling serang. Guyub rukun, untuk tumbuh berkembang. Tak perlu jadi pecundang. Sambutlah matahari yang bersinar terang. Bergandeng tangan, berjuang bersama, bahagia sebagai pemenang.

Alhamdulillah untuk hari ini, Bismillah untuk esok pagi.

Merdeka ! Merdeka ! Merdeka !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun