Puisi : Sanggupkah waktumu Kesepian
(Seri Hari Hari Puisiku #117)
Ditulis oleh : eko irawan
Bohong ! Diakui atau tidak, akan kosong. Hampa melompong. Sanggupkah jadi kepompong.
Sekecil apapun, itu kesukaan. Mengerti atau tidak itu kegemaran. Paham atau tidak itu kebutuhan. Sanggupkah waktumu kesepian.
Sia sia hidup tanpa karya. Sia sia nyawa tanpa makna. Rugi anugerah nyawa. Waktu terbuang percuma.
Isi rasa dengan makna. Apa yang kau berikan pada dunia. Tanpa hobby hidup merana. Tak terkenang akan terlupa.
De Huize Sustaination, 25 Juli 2024
Ditulis untuk Hari Hari Puisiku 117
Catatan Kaki
Sebuah refleksi hidup tanpa hobby, seperti sudah diberi anugerah hidup tapi lupa bersyukur hingga tiba suatu waktu berbunyi penyesalan yang terlambat. Dari perbincangan dengan beberapa teman dan kenalan. Isi pembicaraan itu protes, kecewa, merasa tersisih dan tidak dianggap. Pada akhirnya, berhenti untuk tidak melakukan apapun. Sebuah kondisi patah semangat, terjebak pada kecewa yang diciptakannya sendiri.Â
Kesimpulannya, hidup hanya sekali, tanpa hobby, hidupnya disia siakan untuk melakukan hal yang tidak akan dikenang oleh siapapun. Lupa bersyukur bahwa berkarya yang bermakna pada dunia bisa dilakukan di banyak jalan sesuai kemampuan masing masing. Tanpa hobby apa mungkin? Pasti kesepian. Dan melamun kosong hingga tidak melakukan apapun yang pada endingnya, menyesal di hari tua. Saya pribadi, tak mau seperti itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H