Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Night At Jajaghu (Seri Puisi Asmaraloka #88)

9 Juni 2024   21:39 Diperbarui: 9 Juni 2024   22:20 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : Night At Jajaghu
(Seri Puisi Asmaraloka #88)
Ditulis oleh: eko irawan

Sekali waktu perlu juga kesini. Menikmati malam di bulan Juni. Melepas jauh kegundahan sehari hari. Night at Jajaghu (1), melepas rindu di teras sepi sebuah candi.

Rindu itu jangan disimpan. Bicarakan dalam pertemuan. Permasalahan jangan jadi halangan. Titik temu bukan diperdebatkan, tapi untuk diperjuangkan.

Jajaghu itu bermakna keagungan (2). Belajar bijak dari sisa sisa kejayaan. Hanya yang congkak yang lupa sejarah peradaban. Night At Jajaghu, petik inspirasi untuk esok penuh harapan.

pradaksinapatra (3) mengantar kita pada cerita cerita. Tentang mendaki hingga kepuncak rasa. Bukan pertajam beda, tapi satukan yang sama. Asmaraloka ada karena diperjuangkan berdua.

Jadikan malam untuk tenang. Sehabis gelap pasti ada terang. Tak perlu selisih jika ingin menang. Menuju puncak harus diperjuangkan, jangan hanya untuk dikenang.

Selamat Malam Jajaghu

De Huize Sustaination, 9 Juni 2024
Ditulis untuk Seri Puisi Asmaraloka 88

Catatan Kaki

1. Jajaghu adalah nama sebuah candi yang terletak di dusun Jago Desa Tumpang kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Candi ini dikenal sebagai candi Jago, yang berfungsi sebagai pendharmaan Raja Wishnu Wardhana Raja Singhasari.

2. Kata Jajaghu diketemukan oleh para sejarawan dan Arkeolog seperti kutipan sbb : Pada Kitab Pararaton disebutkan, "Panjenenganira Cri Ranggawuni ratu taun 14, moktanira 1194, dhinarma sira ring Jajaghu" (Soekmono, 1993). Sedangkan dalam Nagakrtagama disebutkan "Caka 1190 bhatara wisnu mulih ing curalaya pjah dhinarma ta sire Waleri Ciwawimbha len Sugatawimbha" (Pigeaud, 1962).

(3) pradaksinapatra adalah selasar yang cukup luas pada setiap tingkatan tubuh candi. Fungsinya sebagai jalan dalam membaca relief relief yang ada mengelilingi tubuh candi dari bawah hingga ke puncak candi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun