Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

7 Tips Menata Diri Jauh Sebelum Pensiun

30 April 2024   12:58 Diperbarui: 30 April 2024   13:00 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

7 Tips Menata diri Jauh Sebelum Pensiun

Ditulis oleh : eko irawan

Lowongan kerja untuk lansia? Haruskah tetap sibuk bekerja saat usia tak lagi muda? Apa setelah pensiun akan semakin cemerlang? Yuk mari kita bahas Tips menata diri Jauh Sebelum Pensiun, agar pasca purna tugas hidup jadi bermakna, berharga dan semakin bahagia. Selamat membaca semoga menginspirasi.

Cerita para Pensiunan

Untuk memperoleh gambaran nyata tentang bagaimana kehidupan nyata para lansia saya lakukan wawancara singkat dengan beberapa orang tak dikenal.Pertama, Sasaran saya adalah para lansia pensiunan yang sebelumnya adalah pekerja. Untuk menemui mereka, saya datang saat mereka antri di bank untuk ambil uang pensiunan. Wajah mereka rata rata ceria. Ada yang sendirian, ada yang ditemani suami atau istrinya. Berikut beberapa pendapat mereka sbb :

1. Masa lansia dinikmati saja, tak perlu cari kerja lagi karena masa pensiun itu digunakan untuk menikmati hidup. Sekalipun uang yang diterima berkurang begitu pensiun datang, tapi kebebasan pasca pensiun wajib dinikmati. Caranya dengan jalan jalan dengan pasangan, momong cucu dan silaturahmi kepada kolega lama, reuni teman kuliah atau sekolah, dan tingkatkan kualitas ibadah sesuai agama dan kepercayaan.

2. Pasca pensiun nikmatnya paling lama hanya 3 bulan. Walau pensiun ternyata kebutuhan tetap tinggi dan kebutuhan hidup tidak ikut pensiun. Solusinya cari hutangan dengan jaminan SK Pensiun. Praktis uang pensiun kepotong cicilan bank dan untuk backup kebutuhan terpaksa kerja lagi. Diantaranya jadi satpam, jadi makelar, buka warung atau toko dan bentuk usaha lainnya.

3. Mereka tidak curhat kehidupannya sendiri, tapi ceritakan orang lain yang juga pensiunan. Mereka setelah pensiun jadi sakit bahkan belum lama nikmati pensiun malah mengidap sakit akut dan meninggal dunia. Beberapa orang ada yang alami stres atau depresi karena mereka ditinggalkan para kolega dekatnya. Jika tidak demikian, mereka ada yang keliling untuk alasan jual sesuatu, pinjam duit kepada teman yang pernah dikenalnya dan bahkan ada yang meminta minta.

4. Para pensiunan ini tak punya ketrampilan yang bisa dijual. Boleh jadi selama dinas, mereka sangat ahli, namun keahliannya itu tak berguna karena setelah pensiun, mereka .tidak mampu buka kantor sendiri dirumah.

Kedua, sasaran dari wawancara adalah para lansia yang ditemui secara acak di jalanan. Rata rata mereka tetap bekerja ikut orang seperti sopir atau usaha mandiri dengan usaha jualan. Berikut beberapa pendapat mereka sbb :

1. Sekalipun lansia, tetap kerja. Tak ada istilah pensiun. Harus kerja, kerja dan kerja seumur hidup. Kalau tak kerja, siapa yang cukupi kebutuhan hidupnya? Anak anaknya?

2. Bukan pensiunan, tapi mencukupi hidup dari pemberian anak anaknya sehingga mereka ini lebih santai tak perlu lansia cari kerja lagi. Segala kebutuhan dicukupi anak anaknya.

3. Banyak lansia ada di jalanan dengan jualan barang apa adanya seperti krupuk, makanan ringan dan mainan anak anak. Dari segi hasil, barang barang tersebut sangat sedikit memberi keuntungan dan tetap dilakukan karena tidak punya modal usaha. Selagi muda mereka ini tak kenal persiapan usaha saat lansia. Jadi semata mata dilakukan untuk bertahan hidup.

4. Lansia cerdas, mereka tetap kerja tapi sesuai kapasitas fisik mereka yang mulai menua. Mereka ini punya keahlian yang mumpuni yang bisa dijual saat lansia dan hal itu sudah dipersiapkan sejak muda.

Seperti itulah hasil wawancara sederhana dengan para lansia seputar apa yang dilakukan disaat usia pensiun dan sudah tidak muda lagi. Apa yang menarik dari hal ini? Jawabnya, persiapkan diri selagi muda.

Tips Menata Diri Jauh Sebelum Pensiun

Semua orang itu diberi kemampuan khusus yang bisa dikembangkan sejak muda. Yang jadi pegawai atau karyawan sudah selayaknya sadar sejak dini. Mereka ini sejak muda hingga pensiun selalu diperintah untuk ikuti mekanisme kerja. Begitu pensiun tiba, pasti kaget. Karena pensiun itu tak ada yang memberi perintah. Biasanya tak perlu mikir, asal taat dan patuh, gajian rutin datang. Saat pensiun tiba, pasti bingung cari penghasilan tambahan, namun akan sulit karena sejak muda sudah terbiasa diperintah. Pembiasaan merdeka menentukan nasib dan membaca peluang dan prospek usaha yang sesuai dengan kemampuan diri harus dibangun sejak dini. Berikut beberapa hal yang harus dibangun sejak dini sebagai bentuk upaya realistis menuju masa pensiun cerdas dan kreatif dimasa lansia.

1. Jika punya keahlian, kembangkan hingga ke titik maksimal. Jangan setengah setengah dan Gonta ganti tapi tidak ahli. Fokus adalah sikap wajib, sehingga saat lansia sudah punya keahlian khusus yang layak dipertimbangkan dan punya daya tawar tinggi sebagai ahli.

2. Bangun jaringan kreatif yang sehat. Link pertemanan yang saling jatuhkan, saling hina dan sebar hoax, iri dengki yang munafik dan memanfaatkan pihak lain untuk kepentingan sepihak harus disadari sejak dini. Jauhi link jaringan yang tidak sehat. Orang yang temannya hanya itu itu saja, maka outputnya juga itu itu saja. Perluas jaringan sejak muda dan jangan batasi diri dengan persepsi sempit.

3. Kembangkan hobby secara cerdas dan kreatif. Hobby yang hanya menghabiskan uang, lebih baik ditinggalkan. Bangun peluang usaha secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan sejak muda melalui hobby hobbymu.

4. Terus belajar dan membaca hingga lansia. Orang yang malas baca, pengetahuannya jadi sempit. Belum lagi disaat lansia cenderung pikun dan lupa. Jika kebiasaan belajar dan membaca terbangun sejak muda, maka saat lansia nanti jadi ahli yang berpengalaman, bukan ahli cerita tapi menurut tafsir pribadi yang tidak berdasar. Pintar boleh tapi jangan keblinger. Karena yang keblinger ini merasa paling pandai dan ahli, tapi tidak memiliki dasar pijakan sehingga akan memaksakan kehendak. Diarea publik, orang seperti ini hanya pintar omong sementara kualitas dari apa yang diomongkan tak lebih dari omong kosong.

5. Biasakan ada perencanaan, diwujudkan dengan pelaksanaan dan kendalikan dengan evaluasi. Kebutuhan hidup tak akan pernah tercukupi jika yang ahli hanya pintar omong saja. Siapa mau bayar mahal untuk omong kosong.

6. Bangun pondasi kuat sejak muda. Sebuah bangunan akan ambruk jika pondasinya suka suka gue. Apalagi seseorang yang tidak kembangkan diri, semakin menua pintu peluang akan jadi dongeng.

7. Semangat maju terus tanpa kendur. Miliki semangat tangguh tiada rapuh. Miliki karya karya berkualitas. Pada saatnya nanti, tanpa karya akan jadi nonsen.

Demikian semoga menginspirasi, salam meneroka potensi diri secara berkesinambungan. Salam sukses dan sehat selalu.

De Huize Sustaination, 30 April 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun