Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenalkan Anakmu Spirit of Survival

24 April 2024   01:35 Diperbarui: 24 April 2024   01:51 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenalkan Anakmu Spirit of Survival
Ditulis oleh : eko irawan

Lebaran kemarin saya berkeliling untuk tujuan silaturahmi ke tetangga kanan kiri, family dan teman teman terdekat. Momen lebaran memang pas untuk sekali waktu saling kunjung. Diluar libur lebaran rasanya sulit untuk saling bertamu, karena hampir semua keluarga sibuk bekerja untuk bertahan hidup.

Dari giat tersebut, saya temukan sebuah fenomena. Keluarga ke 1 adalah type keluarga ramah, artinya saat didatangi tamu, maka seisi rumah akan keluar semua dan menemani tamu sampai pamit. Keluarga ke 2 adalah type terbatas. Saat tamu hadir, semua datang menyambut, yang menemani tamu hanya yang berkepentingan, yang lain masuk ke dalam. Keluarga ke 3 adalah type keluarga tertutup. Hanya ortunya saja yang menyambut tamu, sementara anak anaknya tidak keluar.

Dari tiga type tersebut, apakah ada yang aneh? Menurut saya type ke 3 yang perlu dibahas. Sebagai tamu berstatus tetangga, sebagai saudara atau family, jika ada anak anak dalam satu keluarga yang disembunyikan, maka sudah selayaknya patut dipertanyakan. Bukan kepo atau ingin tahu urusan orang. Saya kira ini masih di Indonesia dengan budaya ketimuran. Saya maklum jika sang anak tersebut cacat, mengalami disabilitas atau sakit. Jika anak tersebut sehat sehat saja, lalu kenapa disembunyikan?

Anak dan masyarakat Sosial

Menyapa dan kenal saudara dan tetangga sudah selayaknya diperkenalkan pada anak, agar anak tubuh memasyarakat dan kenal dunia masyarakat sosial disekitarnya. Belakangan, banyak anak anak dari suatu keluarga ternyata tidak kenal tetangga dan bertemu pun tidak saling tegur sapa. Sebagai tetangga saya tidak gila hormat, namun untuk ukuran mayarakat Indonesia saya merasa ini aneh. Anak anak itu ada yang sudah berumur dewasa, namun berlaku cuek bebek pada tetangganya. Datang dan pergi dari dan keluar rumah tanpa memperdulikan orang disekitarnya. Apakah ini baik? Apa penilaian saudara sekalian?

Anak sudah seharusnya dididik dan diperkenalkan dengan masyarakat sosial disekitarnya. Apa susahnya menyapa orang lain? Apa jika mereka sudah menikah dan memulai berumah tangga kelak akan hidup diluar planet bumi? Tak butuh orang lain? Tak butuh tetangga?

Kenapa anak dikamar saja?

Seorang anak yang masih sekolah atau kuliah, tentu bisa dimaklumi jika dikamar saja itu karena sibuk belajar dan menjalankan tugas yang dibebankan. Kewajiban yang ditanggungnya juga berat, sehingga dia harus fokus belajar dan belajar. Namun saat liburan, khususnya libur lebaran, kenapa mereka tetap saja bersembunyi di kamar? Ada apa sebenarnya? Apa para tamu dianggap orang tidak penting yang harus disapa dan sekedar say hello? Kenapa anak dikamar saja ?

Keberadaan tekhnologi handphone plus wifi memang menciptakan dunia nyaman sehingga model sosialisasi seolah diganti medsos dan bisa dijalankan dari kamar. Namun apa medsos sudah menggantikan peran sosial masyarakat? Apa teman Facebook atau Instagram lebih penting dari tetangga sebelah? Apa teman medsos akan datang membantu saat ada kesusahan, padahal mereka jauh diluar kota dan paling hanya kirim gambar turut berduka cita. Apakah peran sosial masyarakat sudah digantikan medsos?

Kenalkan Anakmu Spirit of Survival

Sayang pada anak itu tugas orang tua. Namun sayang yang berlebihan, tidak membuat anak jadi dewasa. Orang tua dari tahun ke tahun bertambah tua dan jika anak terus menerus ada dikamar, maka dia hanya pandai menuntut orang tua untuk terus menyediakan kebutuhan tanpa susah payah keluar dari kamar.

Haruskah sembunyikan anak dalam kamar terus menerus untuk alasan sayang? Orang tua yang bijak akan memperkenalkan pada anak anaknya spirit of Survival. Dunia tidak ada yang gratis. Manusia butuh manusia lainnya. Wifi dan paket data untuk handphone itu beli pakai uang, dan untuk bertahan hidup itu harus keluar kamar untuk bekerja dan berkarya. Ingat, umur orang tua juga semakin menua, dan anak anak jangan dimanja terus menerus dengan dikamar saja tanpa kenal dunia luar. Bertahan hidup harus dikenalkan pada anak agar punya tanggung jawab pada dirinya sendiri. Jika ortu kelak meninggal dan anaknya hanya pandai mendekam didalam kamar, apa uang akan datang sendiri? Anak anak yang sudah berumur diatas 18 tahun, sudah selayaknya kenal spirit of Survival, sehingga kepandaiannya tidak hanya pandai menuntut fasilitas tanpa pernah tahu cara memperoleh fasilitas tersebut bagaimana. Apakah sayang yang buta dan berlebihan membuat anak jadi dewasa? Jadi pengertian?

Inilah kisah oleh oleh dari silaturahmi lebaran. Memang anak yang disembunyikan itu untuk menutupi sesuatu agar tidak diketahui dan ditanya oleh kita sebagai tamu. Ada yang anggap lebaran jadi ajang pamer harta kekayaan. Yang dari dulu gitu gitu saja, akan dianggap gagal total, dan daripada dikepoin tetangga, lebih baik disembunyikan saja. Memang ada tetangga yang kita tidak bertanya sudah kepo dan pamer jika anaknya dibelikan mobil untuk kuliah. Itu hak dia, tapi sesungguhnya pamer harta itu sungguh tidak elegan, apalagi jika pamer tapi omong doang tanpa bukti malah jadi lucu. Orang hidup memang butuh harta, tanpa harta hidup akan sengsara. Spirit of Survival adalah upaya logis untuk bertahan hidup memang harus berjuang dan tidak bisa dengan sembunyi di kamar seumur hidup.

Pilih mana yang kau ajarkan pada anakmu terserah. Yang menikmati hasil adalah yang menanam pendidikan itu sendiri. Kenalkan Anakmu Spirit of Survival sejak dini. Sayang anak wajib, tapi jangan sayang yang berlebihan hingga anak pandai nuntut fasilitas, tapi plonga plongo tak paham cara bertahan hidup itu harus berjuang, tak bisa seumur hidup dikamar saja.

Bagaimana menurut anda ?

De Huize Sustaination, 24 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun