Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hari Bumiku (Seri Ruang Waktu Cinta #67)

22 April 2024   08:55 Diperbarui: 22 April 2024   08:56 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan untuk Seri Ruang Waktu Cinta #67 foto diolah dengan Sketch Camera dan Lumii lokasi lantai 5 gedung MCC kota Malang

Puisi : Hari Bumiku
(Seri Ruang Waktu Cinta #67)
Ditulis oleh eko irawan

Resah atau Pasrah.
Saat Perlahan, bumi mulai rusak parah.
Tak sejuk jadi gerah.
Padat berdesak,
Ruang waktu cinta nan gelisah.

Air jarang jernih, Langit jarang biru.
Pohon jadi langka, nafas dihimpit debu.
Sawah jadi rumah,
kampung padat membelenggu.
Ini duniaku, 22 April Hari Bumiku.

Dimana kelak nyaman anak cucu.
Ruang waktu cinta masa depanmu.
Sekarang rasa bumi,
sudah beda dengan dulu.
Bagaimana nanti duhai bumiku.

Bisa apa, sekarang yang bisa.
Jangan buang sampah semena mena.
Tanam pohon dan bunga.
Lestarikan alam, menyatu semesta.

Agar kelak tetap ada.
Bukan tinggal cerita.
Jaga bumi, tempat hidup manusia.
Lestarikan ruang waktu cinta.

De Huize Sustaination, 22 April 2024
Ditulis untuk Ruang Waktu Cinta 67

Catatan Kaki

Hari Bumi diperingati setiap tanggal 22 April oleh masyarakat Dunia. Peringatan ini untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan lingkungan. Peringatan Hari Bumi dilatarbelakangi oleh dampak tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara, California, Amerika Serikat pada tahun 1969. Sebagai masyarakat awam, saatnya lakukan apa yang mampu dan bisa dikerjakan sesuai kapasitas masing masing. Bumi tempat tinggal kita. Diwariskan untuk tempat hidup anak cucu kita. Ruang waktu Cinta yang Nyaman itu saat kesadaran akan kesehatan lingkungan dikerjakan dengan gerakan gerakan bermakna untuk bumi oleh semua manusia. Tak perlu protes, tapi kerjakan apa yang kamu bisa. Itu lebih berguna serta punya makna. Bismillah diawali dengan yang bisa dikerjakan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun