Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi yang Tak Dibaca (Seri Hari Hari Puisiku #112)

18 April 2024   12:37 Diperbarui: 18 April 2024   12:42 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi yang tak dibaca
(Seri Hari Hari Puisiku #112)
Ditulis oleh : eko irawan

Jangankan suka, tertarik saja tidak.
Apalagi Sudi membaca.
Rugi luangkan waktu sejenak.
Disangka sampah tak berguna.

Itu hak para pecinta.
Tak bisa dipaksa.
Silahkan lewati saja.
Puisi yang Tak dibaca.

Hanya penyair bodoh yang berhenti.
Lalu kecewa tak nulis lagi.
Jadi baik ada proses dijalani.
Tangguh harus jadi watak pencipta sejati.

Puisi itu dicipta, tak sekedar tulis saja.
Olah rasa kosakata bahasa.
Bergumul filosofi ruang sastra.
Intuisi jiwa menggali makna.

Berhenti kah engkau penyair sastra
Pencipta harus berhati baja.
Tak lekang oleh sindiran, tak pudar oleh celoteh cuaca.
Dihargai itu karena terus berkarya.

De Huize Sustaination, 18 April 2024
Ditulis untuk Seri Hari Hari Puisiku 112

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun