Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merayu Malang (Seri Rayuan Rayu Merayu #8)

21 Maret 2024   21:42 Diperbarui: 21 Maret 2024   21:45 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan Seri rayuan rayu merayu #8 foto Kayutangan heritage foto diolah lummi dan sketch camera

Puisi : Merayu Malang
(Seri Rayuan Rayu Merayu #8)
Ditulis oleh : eko irawan

Apalah Arti Sebuah Nama. Tapi tanpa Nama, apa bermakna? Itu doa, itu harapan. Karena aku harus merayu Malang.

Tumenggung Alap Alap sebut tlatah ini Malang [1]. Karena halangi pasukan Mataram. Apa arti Malang itu sial, buruk, halang halangi. Sungguh tak ada Malang di Malang.

Kuingin merayu Malang. Tapi malang dimana? Di malang tak ada tempat bernama malang. Yang ada di malang adalah cinta.

Cinta yang harus diperjuangkan. Cinta yang harus dimenangkan. Karena cinta menurut apapun caramu. Cinta hadir, menurut sudut pandang mu.

Dan merayu Malang itu harus, Itu wajib. Ibu raja raja Singhasari dan Majapahit, datang dari malang [2]. Mata air peradaban itu dari malang. Ditanah Sang Stri Nareswari.

De Huize Mesem, 21 Maret 2024
Ditulis untuk Seri Rayuan Rayu Merayu 8

Catatan kaki

[1] Disebutkan dalam cerita rakyat yang dirangkum dalam situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa 1.600 tahun yang lalu, Sultan Agung, raja Mataram, ingin menaklukkan seluruh pulau Jawa. Dia ingin semua kerajaan Jawa berada di bawah kendali Mataram.
 
Untuk melancarkan rencananya, dia juga menyerang beberapa tempat, terutama dengan menaklukkan Jawa Timur. Dia dikabarkan telah mengirimkan sekitar 8.000 pasukan yang dikerahkan di Jawa Timur bagian selatan, pantai utara dan di jalur tengah yang meliputi beberapa wilayah, salah satunya Malang.

Tersebutlah kisah Tumenggung Alap alap, sebagai panglima Mataram yang berusaha merebut malang banyak mengalami kendala sehingga menyebut tlatah malang sebagai daerah Malang, yang menghalangi pergerakan pasukan Mataram merebut malang.

[2] Dalam catatan sejarah, ibu para raja raja di kerajaan Singhasari dan Majapahit ternyata adalah anak cucu keturunan dari Ken Dedes yang menjadi Stri Nareswari, ibu para raja utama di bumi Nusantara. Malang sungguh menarik dalam kajian asal usul yang melahirkan ibu para raja raja di Singhasari dan Majapahit.

Baca seri Rayuan Rayu Merayu lainnya :

https://www.kompasiana.com/tag/rayuan-rayu-merayu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun