Menelusuri Jejak Sejarah Literasi di Kota Malang
Ditulis oleh : eko irawan
Malang Dikenal sebagai Kota Pendidikan, tentu sangat lekat dengan dunia literasi. Sejak kapan literasi diawali di kota malang? Sebuah ide menarik untuk Menelusuri Jejak Sejarah Literasi di Kota Malang. Adakah kegiatan terkini khususnya dalam rangka menyambut ulang tahun ke 110 kota Malang. Berikut ulasannya.
Pameran 110 Buku Yang Berpengaruh Bagi Kota Malang mulai Tahun 1914 -- 2024
Terkait dengan rencana penerbitan Buku Spektrum Kota Malang Edisi Khusus Satu Abad Stadion Gajayana Malang. Serta untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Malang ke-110 Tahun, maka akan dilaksanakan kegitan Pameran dan Bursa Buku Nasional 2024 di Stadion Gajayana Malang. Kegiatan Pameran dan Bursa Buku Nasional tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 19 -- 22 April 2024, di Stadion Gajayana Malang.
Sehubungan dengan rencana agenda kegiatan tersebut, maka akan dilaksanakan Pameran 110 Buku Yang Berpengaruh Bagi Kota Malang mulai Tahun 1914 -- 2024. Lantas, pertanyaan yang mengemuka adalah: "Apa Saja 110 Buku atau Karya Tulis Yang Paling Berpengaruh di Kota Malang selama Kurun Waktu 1914 -- 2024?"
Pertanyaan tersebut sangat menarik untuk bersama-sama kita temukan jawabannya. Pasti seru! Karena masing-masing orang dengan latar belakang dan pemikirannya, pastilah mempunyai jawaban yang sangat beragam. Namun, semuanya harus tetap rasional dan obyektif. Ini sebuah tantangan bersama. Bagi seorang arsitek, tentu mempunyai jawabannya dari latar belakang keilmuan arsitek. Bagi seorang ekonom, tentu mempunyai jawabannya dari latar belakang keilmuan ekonomi. Demikian juga dari Kedokteran, Kebijakan Publik, Budayawan, Sastrawan, Pustakawan, Arsiparis, Musisi, Aktivis Sosial, Seniman, dan lain-lainnya. Semuanya pasti mempunyai jawabannya masing-masing. Itulah kenapa sangat penting untuk dilaksanakan kegiatan Diskusi Publik. Untuk menentukan: 110 Buku atau Karya Tulis yang Paling Berpengaruh bagi Kota Malang dari kurun waktu 1914 -- 2024. Jelas, ini sangat menantang!
Setiap perpustakaan, baik yang dimiliki oleh Sekolah, Kampus, Instansi dan Lembaga Negara yang ada di Kota Malang, pasti mempunyai dan menyimpan buku-buku atau karya tulis, yang mempunyai pengaruh bagi pembangunan Kota Malang selama kurun waktu 1914 -- 2024. Masyarakat sangat penting untuk mengetahuinya. Untuk membangun kesadaran bersama, mencontai Kota Malang dengan pengertian dan pemahaman yang seutuhnya. Dari berbagai referensi buku atau karya tulisa yang ada. Pada kegiatan Diskusi Publik ini, untuk mendapatkan informasi dan referensi, perihal 110 Buku atau Karya Tulis yang Paling Berpengaruh Bagi Kota Malang, kita akan mengundang Pustakawan, Arsiparis dan Pegiat Literasi. Dari Perguruan Tinggi, Instansi, Museum dan Lembaga Negara yang ada di Kota Malang. Â Â
Agar bisa diperoleh sumber dan referensi, apa saja 110 Buku Yang Berpengaruh Bagi Kota Malang Tahun 1914 -- 2024. Maka, kami mengundang para pihak untuk berpartisipasi. Yang dimulai dari kegiatan Diskusi Publik yang akan dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal : Selasa/ 6 Februari 2024
Pukul : 13.00 -- 15.00 WIB
Tempat : Ruang Diskusi Lantai 3 Perpusatakaan Daerah Kota Malang
Fasilitator Diskusi Publik : Abdul Malik & Sam WES.
Dalam acara Diskusi Publik tersebut akan dibahas buku apa saja yang akan dipamerkan dengan kuratorial sbb :
1.Buku memiliki dampak bagi  perkembangan Kota Malang
2.Buku diterbitkan tahun 1914-2024
3.Buku ditulis oleh penulis Malang
4.Buku diterbitkan penerbit Malang
5.Penulis bukan dari Malang namun membahas Kota Malang
6.Buku tidak diterbitkan oleh penerbit Malang namun membahas Kota Malang
7.Melibatkan banyak 'kurator' dari berbagai bidang
8. Buku mencatat perkembangan Kota Malang
Tentu diskusi publik ini sangat menarik karena akan melengkapi jejak sejarah literasi di kota Malang. Selamat berdiskusi karena dari diskusi tersebut akan turut menoreh sejarah literasi di kota Malang.
Sejak Kapan Literasi diawali di Malang ?
Tentu giat diatas adalah pemantik awal untuk menelusuri jejak Sejarah Literasi di Kota Malang. Acara tersebut khusus dalam rangka 110 tahun Kota Malang yang diawali sejak 1914. Dalam skala malang raya, tentu ada tantangan lain untuk menggali lebih dalam sejak kapan sejarah literasi ini dimulai. Menurut kajian Bapak Dwi Cahyono, Sejarawan dari Universitas Negeri Malang, ternyata giat literasi ini sudah diawali sejak jaman Singhasari. Menurut Bapak Dwi Cahyono, Predikat Malang sebagai "Kota Pendidikan", dan sekaligus sebagai "Kota Pustaka", terbukti jejak- jejak  historisnya pada arca Sudhana Kumara, arca  Dewi Prajanaparamita -- yang dipendapati sebagai " de potrait beelden" dari Ken Dedes, dan arca Boddhisattwa Amoghapasa Lokeswara. Pertanda khusus mengenai "ke- widya (ilmu) -an" dari ketiga arca itu adalah laksana (atribut) dewa yang berupa pustaka (buku). Ketiga arca dewa/dewi Mahayana Buddhis, yang kesemua berasal dari masa kerajaan Singhasari dan berasal dari Malang Raya itu menjadi pertanda jejak peradaban literal di Malang Raya yang paling tidak telah ada semenjak Masa Singhasari. Kendati hingga sejauh ini karya sastra yang secara sinkronis berasal dari era Singhasari (1222-1292 M.) belum diketemukan, namun bukan tidak mungkin  pada masa itu telah terdapat kegiatan literal yang cukup subur. Boleh jadi, pembumihangusan istana Singhasari dalam serangan Jayakatwang tahun 1292 M., turut melumatkan susastra-susastra era Singhasari. Semoga ke depan di Malang Raya atau di Bali berhasil didapat susastra dari era Singhasari yang raib itu.
Foto diatas membawa buku tebal yang turut dipahatkan dalam Arca Sudhanakumara Berasal dari Candi Jajaghu (Jago), yang semenjak masa Hindia- Belanda menjadi koleksi Museum Nasional, dengan No. Inv. 247 a/3640. Arca ini berasal dari akhir Singhasari pada era pemerintahan Kertanegara, sebagai perangkat pemujaan terhadap arwah ayahandanya yang bernama Raja Wisnuwarddhana (menurut prasasti Maribong, 1248 M.).
Buku Sumber Data Giat Reenactor
Banyak orang tidak tahu dengan giat Reenactor Ngalam, disangka hanya giat dandan ala pejuang lalu perang perangan saja atau jalan jalan kesana kemari tanpa ilmu dan kajian ilmiah. Ada yang bertanya disangka baru ide dan gagasan di Awang Awang yang tidak memiliki kontribusi apapun dalam dunia pendidikan sejarah. Memang tak kenal Maka tak sayang, dan bagaimana bisa sayang jika kenal saja tidak. Terhitung sejak 2006 sebagai komunitas dan sejak 2017 bertranformasi jadi Museum, sejak awal giat Reenactor Ngalam didasarkan pada kajian sejarah otentik berdasarkan literasi. Buku buku berikut merupakan buku yang menginspirasi bagi Reenactor Ngalam khususnya untuk Kota Malang dan Malang raya. Berikut beberapa buku yang dijadikan materi pembelajaran.
Ulasan tentang buku buku tersebut akan kami bahas diartikel yang lain.
Kesimpulan
Menelusuri Jejak Sejarah Literasi di Kota Malang secara luas memang sebuah tantangan besar karena sejarah Singhasari memberikan sumbangsih pada sejarah Nusantara, dan Singhasari ada di Malang Raya. Hal tersebut merupakan Sebuah fakta yang menarik untuk terus dikaji bahwa malang memiliki posisi sangat penting dalam percaturan sejarah. Giat Pameran 110 Buku Yang Berpengaruh Bagi Kota Malang mulai Tahun 1914 -- 2024
Juga pemantik untuk menggugah sekaligus merekonstruksi peran malang tidak hanya dalam sejarah Nusantara, tapi juga sejarah masa depan Indonesia, khususnya dalam dunia literasi.
De Huize Sustaination, 5 Februari 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H