Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sinergi dalam Seteguk Kopi (Seri Puisi Epigram #22)

21 Januari 2024   16:37 Diperbarui: 21 Januari 2024   16:38 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan untuk Seri Puisi Epigram #22 foto diolah dengan lumii dan snapsheed

Puisi : Sinergi dalam Seteguk Kopi
(Seri Puisi Epigram #22)
Ditulis oleh : eko irawan

Tak semua suka Kopi (1). Suguhan populer  bermaksud menghargai. Dengan kopi cair komunikasi. Ada sinergi dalam Seteguk kopi.

Asyik Bincang ditemani ngopi. Ngolah pikir jadi kepanjangan dari ngopi (2). Berteman kopi, sinergi cair jadi solusi. Selisih nan rumit, mari ngopi.

Buat apa berselisih, jika ada solusi. Beda pendapat itu wajar, tapi perlu temukan jalan tengah yang menginspirasi. Buat apa Bertarung jika mampu sinergi. Yang waras tak cari musuh, tapi bangun jaringan silaturahmi (3).

Sinergi dalam Seteguk kopi. Solusi ada dalam bincang dari hati ke hati. Tak perlu egois memuja kepentingan pribadi. Hidup nyaman, persaudaraan rukun damai penuh solusi.

De Huize Sustaination, 21 Januari 2024
Ditulis untuk Seri Puisi Epigram 22

Catatan Kaki

1. Kopi adalah nama tanaman yang memiliki sejarah panjang di Indonesia bahkan dunia. Kopi diolah jadi minuman seduh yang diyakini mampu memberikan unsur semangat agar tidak ngantuk dan membuat penggemarnya bisa kembali beraktifitas. Ada unsur kafein terkandung di dalam kopi. Unsur kafein ini tidak disukai oleh sebagian orang karena jadi pantangan bagi mereka yang menderita keluhan penyakit tertentu.
2. Tradisi minum kopi bersama atau ngopi jadi media non formal untuk diskusi. Meskipun undangan ngopi tapi disana tak ada kopi yang disajikan, tradisi tersebut jadi semacam kode untuk sebuah musyawarah hingga menemukan solusi sebagai mufakat. Ngopi jadi ngolah pikir adalah wujud musyawarah mufakat sesuai tradisi luhur bangsa ini. Disitulah bisa jadi sinergi dalam Seteguk kopi.
3. Beda pendapat, beda pilihan, beda prinsip adalah hal wajar dalam sebuah hubungan di tengah masyarakat dan kehidupan manusia. Sungguh tak nyaman hidup ditengah perselisihan dan permusuhan. Bangsa ini punya kearifan lokal yang harus tetap dilestarikan yaitu musyawarah mufakat, sekalipun berbeda tapi tetap Indonesia yang berbhineka tunggal Ika. Forum musyawarah dalam tradisi ngopi adalah wadah non formal yang layak jadi pilihan untuk membangun sinergi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun