Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kasmaran (Seri Diksi Bicara #3)

15 Januari 2024   18:53 Diperbarui: 15 Januari 2024   18:57 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan untuk Seri Diksi Bicara #3 foto diolah dengan lumii dan snapsheed

Screenshoot KBBI untuk kata Kasmaran foto diolah dengan lumii
Screenshoot KBBI untuk kata Kasmaran foto diolah dengan lumii

Dari screenshoot diatas, dapat kita pahami sebagai Sesuatu sikap tentang mabuk berahi dan jatuh cinta, yaitu memuat kata kasmaran, edan dan kesmaran.

Apakah orang kasmaran itu salah? Tentu banyak parameter yang digunakan untuk menakar dan menalar makna dari kata kasmaran tsb. Waktu dan tempat kejadian kasmaran bisa menempatkan kasmaran pada posisi salah atau benar, tentu dalam standar parameter yang lazim dan umum digunakan baik dalam agama, adat, budaya atau kesopanan.

Orang yang kasmaran masuk dalam kategori edan. Sikap kedanan mampu mendorong seseorang melampaui batas kewajaran sehingga mampu menempuh segala cara untuk mencapai tujuan kasmarannya tersebut.

Berani kasmaran, berani teken menderita adalah kata kesimpulan dari puisi tersebut diatas. Sikap kasmaran cenderung buta dan membutakan. Membuat orang tidak realistis dan jadi bebal terhadap nasehat. Jika kasmarannya selamat, dalam arti apa yang dikhawatirkan pihak lain tidak terbukti karena salah paham dan salah prasangka, maka segera syukuri. Anggap hal tersebut ujian hidup mencapai tujuan kasmaran yang direstui semesta.

Namun jika kasmaran itu membuat penderitaan khususnya jika melanggar norma norma yang berlaku, dan apa yang dikhawatirkan pihak luar ternyata terbukti, berarti berani kasmaran artinya berani teken (bahasa jw, teken, artinya menyetujui, menandatangani) menderita. Dua orang kasmaran berarti bukan hanya mabuk birahi yang kedanan, hingga melakukan perbuatan amoral yang tidak pantas dalam kemanusiaan namun berani kasmaran dengan segala edan didalamnya juga memuat konsekuensi yang harus dapat dipertanggungjawabkan dimuka agama, hukum dan ekonomi.

Misal hanya memburu urusan seks belaka tapi tidak mau memberi uang belanja, tentu hal tersebut tidak pantas dilakukan manusia karena apa masih pantas disebut manusia berperadaban jika kelakuannya seperti cara hewan. Kasmaran itu memuat nilai mulia yang memberikan derajat kemanusiaan yang tinggi, jadi dengan berani kasmaran, harus berani teken menderita. Efek samping apapun, baik bahagia atau tanggung jawab setelahnya, harus bisa dipertanggungjawabkan. Jangan hanya berani jawab sebagai alasan omong kosong, tapi tidak berani alias kabur dari sikap menanggung akibat.

Jika ada pihak yang menasehati atau menentang, orang kasmaran sulit sadar dan selalu menganggap itu benar dalam tafsir pribadi secara sepihak. Andai yang dituduhkan kemudian terjadi, maka apapun itu jangan menyesal, jangan menyalahkan pihak lain apalagi bunuh diri. Jangan jadi edan dan sinting karena kasmaran tidak pada tempatnya. Pihak lain itu sayang dan peduli. Kekhawatiran itu manusiawi. Jika kelak apa yang disampaikannya benar, maka tak perlu menyesal. Karena kasmaran itu dilakukan secara sadar dan tidak ada paksaan. Kita bukan hewan, kita manusia yang beradab.

Demikian sedikit meneroka diksi kata kasmaran, semoga menginspirasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun