Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ngopi di Tiga Kota (Seri Romansa Asmaraloka #10)

13 November 2023   00:59 Diperbarui: 13 November 2023   01:06 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan seri Romansa Asmaraloka #10

Cerpen : Ngopi di Tiga Kota
(Seri Romansa Asmaraloka #10)
Ditulis oleh : eko Irawan

Hidup adalah perjalanan. Arungi waktu, meneroka ruang. Mengeluh bukan jawaban, bersyukur adalah cara. Cara menikmati hidup agar hidup lebih hidup. Fix no debat, jalani saja. Nikmati apa yang ada. Ngopi di tiga kota, nikmati suasana malang Surabaya Jogja.

Senja di hari Jumat serasa syahdu. Hujan baru saja mengguyur kota malang, menggembalakan Marwah kota ini sebagai kota dingin.
Kayu tangan jadi pusat orang orang kongkow menikmati suasana heritage bersama lampu dan grup grup musik yang main diberbagai tempat.

Dari ujung ke ujung kita seolah turis luar kota yang menikmati kotanya sendiri. Terlepas mau bingung heritage nya mana. Mau dibawa kemana. Yang penting, sekarang wisatawan sudah berhasil datang. Tiap malam tiada jeda. Selalu ramai. Bak laron laron yang terpanggil kumpul karena ada lampu lampu.

Membangun magnet untuk memikat wisatawan untuk terus hadir membuktikan kayu tangan terus tumbuh. Aku dan engkau terus saja jalan menikmati trotoar yang penuh dipadati pengunjung.
"Ayo Ngopi, yang nyantai." Bisikmu mengajak cari tempat ngopi. Aku paham tempat ngopi seperti apa yang kamu gemari. Mungkin ini kali pertama aku ajak my soulmate ku hadir di Huize Jon. Biasanya aku hadir sendiri disana. Untuk apa? Tentu untuk menulis. Huize Jon spraken jadi kisah tersendiri memotret malang dari sisi yang lain.

Tentu wow banget para kolegaku menyambut. Maklum edisi perdana bersama soulmate. Tapi mereka tidak akan mengganggu. Akhirnya datang Seduhan kopi spesial menemani bincang kami semakin asyik. Tentu tiga hal yang selalu kita bincangkan. Kemarin, hari ini dan esok. Dan besok kita ke mana?

Dokpri Eko Irawan seri Romansa Asmaraloka #10
Dokpri Eko Irawan seri Romansa Asmaraloka #10

Sabtu Pagi itu ada yang beda. Bangun pagi pagi, meninggalkan malang tercinta untuk beranjak ke Surabaya. Mari kita meneroka jalan tol malang Surabaya.Sejam lebih kita tempuh hingga akhirnya Surabaya menyambut dengan udara hangatnya. Kita ditunggu diacara bedah buku di kampus Airlangga. Belum ngopi memang, karena kita datang pas acara sudah di mulai. Nanti saja kita eksplore Surabaya selepas acara ini usai.

Kota tua Surabaya memang menawarkan heritage yang sesungguhnya. Lontong balap jadi sajian makan siang ini dan tentunya ngopi. Dan kita akan Ngopi di hotel Yamato. Tentara Inggris mengenang kota ini sebagai Inferno. Perang Surabaya jadi perang bangsa indonesia yang pertama setelah kemerdekaan.

Dokpri Eko Irawan seri Romansa Asmaraloka #10 foto diolah dengan snapsheed
Dokpri Eko Irawan seri Romansa Asmaraloka #10 foto diolah dengan snapsheed

Duduk ngopi di Hotel yang kini jadi hotel Majapahit seolah duduk di mesin waktu. Jaman Belanda jadi pusat warga elit dimana pribumi selaku pemilik Nusantara jadi buruh para penjajah. Jaman Jepang tempat ini jadi markas komando. Dan setelah peristiwa penyobekan bendera tempat ini berubah nama jadi hotel merdeka.

Engkau terus memancing agar aku cerita cerita sejarah seraya menikmati kopi. Hari ini kita tak menginap di Surabaya. Karena petang nanti kita harus melanjutkan perjalanan ke Jogja untuk acara Minggu pagi di candi Kedulan Sleman Jogjakarta.

Inilah hidup indah sesungguhnya. Menikmati hidup sebagai perjalanan. Merdeka membebaskan diri dari urusan yang penjarakan jiwa. Jujur kita itu bukan mesin. Disuruh kerja, kerja dan kerja. Kerja memang wajib, karena kita memenuhi kebutuhan hidup sendiri dengan cara kerja. Dan Sekali waktu harus jadi seperti orang penting. Ngopi di tiga kota dalam tiga hari. Kini Minggu pagi, selamat pagi Jogja.

Candi Kedulan seolah menyambut.
Candi Kedulan yang indah dan sarat akan kebudayaan leluhur, seolah mengajak untuk belajar bersama, menggali makna yang tersembunyi di balik berbagai motif dan ikonografi sekaligus menikmati keindahan Candi Kedulan. Kita dihibur dengan Sanggar Tari Tandawaratri yang hadir membawakan "Gayatri Mantram".
Pagi itu kita belajar Batik Candi Batik Beridentitas.

Puas Sinau cagar budaya, kita kembali menikmati hidup dengan ngopi. Jogja selalu membuat kangen untuk menikmati syahdunya. UNESCO telah melabeli filosofi Jogja. Lelah juga menikmati acara ngopi di tiga kota. Jadi ingat besoknya Senin, untungnya ini lagi cuti.

Dokpri
Dokpri

eko Irawan untuk seri Romansa Asmaraloka #10 diolah dengan snapsheed

Ya seperti inilah hidup. Sebuah perjalanan yang harus diperjuangkan. Siapa mau hidup seperti robot. Dari Senin ke Jumat terus saja jadi mesin. Dengan bersamamu hidup jadi benar benar merdeka. Dan merdeka itu bahagia. Ndak ada yang melarang mau pergi ke mana. Walau malam ini lelah, tapi jiwa kita bebas.

Pelajaran yang bisa dipetik dari ngopi di tiga kota adalah bersyukur, ada ruang waktu cinta yang tumbuh dan terus disyukuri. Kapan mampu menikmati, jika hidup hanya jadi mesin yang harus dan harus....

Jogja, 12 November 2023
Ditulis untuk Seri Romansa Asmaraloka 10

Baca Seri Romansa Asmaraloka lainnya :

https://www.kompasiana.com/search_artikel?q=romansa+asmaraloka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun