Puisi : Ra Perlu Ndakik Ndakik
(Seri Sajak Langit #36)
Ditulis oleh : eko Irawan
Disangka menderita. Susah tak berdaya. Apa wajar tak dibantu tapi malah dihina. Direndahkan didepan mata.
Jadi bumerang jika ku marah. Tambah diremehkan seolah kalah. Bukan didukung agar merekah. Malah dimusuhi seolah sampah.
Yang waras ngalah. Rugi debat kusir dengan orang stres. Menghina kok didepan mata. Apa yang direndahkan tak punya rasa.
Sekarang Ra perlu Ndakik Ndakik. Muluk muluk tapi lupa kemampuan. Mengejar angin, menangkap air. Memeluk api, apa bisa terbang tanpa sayap.
Ini duniaku, aku bahagia disini. Nikmati apa yang ada, sesuai ukuranku. Realistis saja, dari pada ngelindur disiang bolong. Bersyukur membumi, doa melangit.
Mengkritik itu hakmu, tapi aku tak Sudi ikut ukuranmu. Jangan hina, ini capaian usahaku. Bersyukur itu penting, Ndakik Ndakik nanti terpelanting. Sudah jatuh dicap sinting.
Biarlah mulutmu diadili malaikat. Sudah tak menolong, malah menggonggong. Aku tak muluk muluk. Karena aku bahagia dengan caraku, bahagia dengan alur takdir dari Tuhanku.
De Huize Penantian, 9 November 2023
Ditulis untuk Seri Sajak Langit 36
Behind the Poem