Lima Belas Cinta dari Kompasiana
Ditulis oleh : eko irawan
Selamat merayakan ulang tahun buat Kompasiana. 15 tahun Kompasiana telah menjadi ruang positif bagi para penulis yang disebut kompasianer untuk berbagi konten informatif dan inspiratif, serta wadah bagi komunitas untuk membangun jejaring kolaborasi.Â
Setiap Kompasianer pasti memiliki kisah suka dukanya masing masing dan pada kesempatan ini marilah kita Berbagi Kisahnya. Ternyata Ada lima belas Cinta dari Kompasiana. Apa saja bentuk cinta Kompasiana pada kompasianer? Mari kita kupas satu persatu dan mari kita syukuri bersama sama. Selamat membaca semoga menginspirasi.
1. Identitas Nyata untuk Kompasianer
Satu bentuk cinta dari Kompasiana adalah penyematan identitas nyata untuk kompasianer. Saat seorang penulis bergerak di lapangan, apakah mengambil foto, wawancara atau mencari data, tentu akan ditanya siapakah kita dan berkontribusi untuk lembaga mana. Tak semua orang atau lembaga berkenan di telisik data, foto dan kegiatannya. Mereka  ada yang tidak suka dijadikan bahan tulisan dan diliput kegiatannya.
Nama besar sebuah lembaga kepenulisan dan orang awam menganggap kita sebagai wartawan adalah dua hal yang mempengaruhi pengakuan orang lain pada kita sebagai peliput yang menulis. Dan kompasiana, adalah nama besar yang secara kelembagaan diakui oleh banyak orang sehingga bagi kompasianer ini adalah tiket awal sebagai identitas nyata memperkenalkan diri.Â
Orang awam memang tidak paham peran kita sebagai kontributor citizen Jurnalism, namun seorang pribadi atau lembaga yang kita tulis akan berterima kasih atas liputan kita tersebut. Liputan kita punya makna tersendiri bagi mereka yang paham dan jika mereka mengerti, bisa jadi kita diberi kepercayaan sebagai support media partner bagi mereka. Inilah bentuk cinta dari Kompasiana yang pertama.
2. Ruang Positif berkarya
Para warga Kompasiana punya latar belakang profesi yang berbeda beda namun akan ada satu kesamaan capaian yaitu output yang sama, berbentuk literasi atau sastra.Â
Menulis itu berbagi konten dalam ruang positif tentang keahlian, pengetahuan, ketrampilan, pemikiran dan inovasi yang mereka miliki pada siapapun pembaca kompasiana. Hanya orang yang berjiwa besar yang punya kepedulian menulis dan dibagi pada khalayak. Mereka yang tidak menulis banyak mengikuti persepsi klasik yang merahasiakan segala sesuatu dengan disimpan sendiri agar dia tetap dianggap yang paling pintar dan paling tahu.Â
Jika itu dibagi, takutnya kesaingan dan apa yang dishare diklaim orang lain secara sepihak. Ruang positif Kompasiana ini bukan membuat mereka yang menulis tentang diri sendiri serasa dihabisi tapi justru semakin tertantang untuk memperluas pengetahuan sehingga ruang positif ini menciptakan peningkatan kualitas yang semakin baik dengan terus belajar dan inovasi baru.Â
Ruang positif ini cinta dari Kompasiana untuk mereka yang punya kemampuan menulis, baik menulis diri sendiri atau tentang pihak lain. Inilah bentuk cinta dari Kompasiana yang kedua.