Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Sejarawan - Pegiat Sejarah, Sastra, Budaya dan Literasi

Ayo Nulis untuk Abadikan Kisah, Berbagi Inspirasi dan Menembus Batas

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menalar Sumbu Jogja (Seri Puisi Sigarda #3)

29 September 2023   11:57 Diperbarui: 29 September 2023   11:59 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri Eko Irawan seri puisi sigarda #3 foto tugu golong gilig Jogja diolah dengan lumii dan snapsheed

Puisi : Menalar Sumbu Jogja
(Seri Puisi Sigarda #3)
Ditulis oleh : eko irawan

Jogja Istimewa, Sejak awal mula sebuah kota. Ada dasar filosofi, menyatu dengan semesta. Sumbu imajiner Utara selatan kota. Sumbu Filosofi Yogjakarta.

Filosofi poros Serasi selaras seimbang, manusia dan Tuhannya. Manusia dengan Manusia. Manusia dengan alam semesta. Simbolis dalam rencana, jadi doa membangun kota.

Pal putih tugu golong gilig sebagai lingga. Panggung Krapyak sebagai Yoni. Satu garis lurus sumbu filosofi Keraton. Tentang Kesuburan, tekad mensejahterakan rakyat dalam putih suci.

Dari panggung Krapyak ke Utara. Simbol perjalanan manusia. Proses yang terus berulang, dari dilahirkan hingga dewasa. Dan alun alun selatan, simbol wani, berani meminang karena sudah akhil baligh dan dewasa.

Dari Tugu ke Selatan, lambang jalan kembali manusia pada Tuhannya. Golong gilig simbol cipta, rasa dan karsa suci dalam margatama. Jalan keutamaan diterangi obor para wali, terus keselatan hingga Margamulya. Dan usir nafsu negatif melalui Pangurakan.

Kepatihan dan pasar Beringharjo melambangkan godaan syahwat dan godaan duniawi. Ada pohon asem, bermakna kesengsem nan menarik. Dan pohon gayam bermakna pengayom nan teduh. Sumbu Jogja, filosofi manusia.

Sah, unesco memberi pengakuan warisan budaya dunia. Filosofi adiluhung dalam rencana. Jadi doa dan simbol simbol semesta. Itu sebabnya, wisatawan selalu kangen Jogja.


Tugu Golong Gilig, 19 September 2023
Ditulis untuk Seri Puisi Sigarda #3

Behind the Poem

Puisi ini terinspirasi oleh UNESCO yang  dalam Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committee (WHC) di Riyadh, Arab Saudi, menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia, pada Senin 18 September 2023.
Berdasarkan dokumen penetapan WHC 2345.COM 8B. 39., Sumbu Filosofi Yogyakarta telah sah diterima menjadi Warisan Budaya Dunia (World Heritage) dengan tajuk "the Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks".

Dokpri Basith Subastian didownload dari CNN indonesia
Dokpri Basith Subastian didownload dari CNN indonesia


Penetapan ini menambah daftar baru warisan budaya dunia yang ada di Yogyakarta. Sebelumnya, Kompleks Candi Prambanan ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1991.
(Sumber Detik.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun